Kembali Mahasiswa IPB Sambangi Bukit Seribu Bintang, Belajar Perlindungan Kawasan Hutan

IMG_20181114_123406_673

Hutan yang merupakan penyangga kehidupan makhluk hidup di sekitarnya termasuk manusia, masih belum dirasakan keberadaannya. Mungkin hanya sebagian kecil yang memang berkecimpung dalam dunia “kehutanan”, baik itu pelajar, mahasiswa bahkan aparat pemerintah.

IMG-20181113-WA0025

Hutan masih dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kehidupan manusia, hanya menjadi lokasi satwa dan tumbuhan hidup, bahkan ada yang menganggap jin buang anak.

Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai lembaga pendidikan mempunyai sebagai pendidik generasi bangsa juga turut bertanggung jawab. Melalui Fakultas Kehutanan, ilmu kehutanan disampaikan baik kepada mahasiswa kehutanan itu sendiri maupun mahasiswa yang di luar fakultas kehutanan.

Sistem seperti ini sudah dijalani beberapa tahun sebelumnya. Melihat bahwa sesungguhnya ilmu kehutanan itu harus dipahami semua orang.

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB melalui mata kuliah Manajemen Kawasan Konservasi mengajak 29 mahasiswa yang terdiri dari jurusan Ilmu Tanah, Meteorologi dan Geofisika, Ilmu gizi Masyarakat, Kimia, dan Manajemen Hutan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Sabtu (10/11).

Didampingi dosen Arzyana Sunkar, mahasiswa diperkenalkan pengelolaan kawasan hutan konservasi. Setelah perjalanan panjang dari Bogor, rombongan istirahat sejenak di Batu Luhur dan melanjutkan ke Desa Padabeunghar.

“Kebetulan mahasiswa ini diluar jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, mereka antusias mengunjungi kawasan hutan pegunungan”, ucap Arzyana.

Nisa, Penyuluh Kehutanan juga turut mendampingi. Menjelaskan sejarah pengelolaan kawasan hutan mulai dari zaman belanda hingga dikelola Perum Perhutani. Pengelolaan kawasan hutan dengan sistem zonasi dan implementasi tiga kelola konservasi yaitu perlindungan dan pengamanan kawasan, pelestarian plasma nutfah dan pemanfaatan sumber daya alam hayati.

“Kebakaran hutan merupakan salah satu gangguan kawasan yang kerap kali terjadi setiap tahun. Salah satu upaya penanganannya adalah dengan program “Camp Fire Care” di blok Kubang yang dikenal Bukit Seribu Bintang yang nanti akan teman-teman lihat karena akan menginap disana”, jelas Nisa.

Pertanyaan demi pertanyaan disampaikan, antusias mahasiswa terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan seperti,”Sangat rugi ya Bu kalau terjadi kebakaran hutan. Bagaimana proses kembalinya hutan setelah terbakar atau kenapa lahan yang terbakar menjadi subur”. Disamping ada yang berdiskusi lebih lanjut, ada pula yang bertugas berbincang dengan masyarakat sekitar.

Setelah observasi masyarakat, rombongan mahasiswa menuju Batu Luhur untuk persiapan ke Bukit Seribu Bintang. Naik Jeep sepertinya hal pertama yang dialami mahasiswa sehingga terlihat guratan wajah “excited”.

Tak lupa eksplorasi kawasan, berjalan-jalan sambil bercerita dengan kelompok masyarakat termasuk kejadian kebakaran hutan dan lahan yang beberapa waktu lalu terjadi dan menghabiskan fasilitas yang ada di Bukit Seribu Bintang.

Malam hari terlihat mendingan sehingga bintang terlihat pada dini hari.

Esok harinya, rombongan mahasiswa diajak melihat lokasi obyek daya tarik wisata alam 1001 Manguntapa yang merupakan salah satu zona pemanfaatan yang dikelola masyarakat.

Kini, keberadaan TNGC begitu nyata, dengan sukarela dan penuh tanggung jawab masyarakat turut menjaga kawasan.

#sobatCiremai, manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan akal oleh Sang Pencipta tidak seharusnya lalai dan tidak amanah atas alam yang begitu indah diciptakanNya.

Hutan adalah sumbernya, sumber ilmu pengetahuan, sumber keanekaragaman hayati bahkan sumber penghidupan karena menghasilkan air dan oksigen yang merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, termasuk manusia.

Terbayangkan kalau hutannya rusak, mungkin sekarang kebanyakan masih tertawa atau bahkan tidak peduli namun ketika airnya sudah mulai menipis, oksigen sudah mulai berkurang barulah kita sadar betapa mahalnya keberadaan hutan itu.

Terkadang banyak orang yang tidak mengetahui bahwa hutan ini menjadi tanggungjawab bersama. Bukan hanya kami, tapi kita semua.

So, tetap cintai alam dengan baik dan benar.

[teks © Nisa, foto © BTNGC | 112018]

Ikuti Kami