ABSTRAK
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) juga banyak menyuguhkan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki kekhasan berupa fenomena alam yang indah serta keanekaragaman flora dan faunanya, baik yang bersifat langka maupun endemik. Disebutkan juga dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan. Pada bab III Tentang Penetapan Jenis Tumbuhan yang dijelaskan pada pasal 5 bahwa suatu jenis tumbuhan wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi apabila telah memenuhi kriteria: Mempunyai populasi yang kecil, Adanya penurunan pada jumlah individu di alam dan daerah penyebaran yang terbatas (endemik). Untuk pengambilan data di lapangan dilakukan dengan analisis vegetasi. Petak contoh yang digunakan adalah gabungan/kombinasi dari metode jalur dan metode garis berpetak. Untuk penentuan jalur dan titik pengamatan digunakan metode cluster, dimana pengamatan dibagi kedalam kelompok atau kelas yang dianggap memiliki karakteristik yang seragam dari satu objek yang luas.
Jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada 75 plot contoh dari tiga kelompok hutan alam primer yaitu pada hutan dataran rendah (<1500 Mdpl), hutan hujan pegunungan atau zona montana (1500-2400 Mdpl), dan hutan pegunungan sub alpin (>2400 Mdpl). Pada jalur pendakian Linggasana di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) sebanyak 84 jenis dari 29 famili dengan perincian sebagai berikut: Tumbuhan dengan tingkat semai 54 jenis, tingkat pancang 50 jenis, tingkat tiang 44 jenis kemudian tingkat pohon 64 jenis. Hasil analisis berdasarkan famili dari 3 jalur pengamatan menunjukan bahwa dari 29 famili dan terdapat 5 jenis famili yang mendominasi, famili-farnili tersebut diantaranya adalah Lauraceae, Euphorbiaceae, Fagaceae, Moraceae dan Urticacea. Tingkat kemerataanya adalah 0.6827- 0.9203. Nilai tersebut menunjukan bahwa kekayaan jenis vegetasi di jalur pendakian Linggasana tersebut cukup kaya dengan tingkat keanekaragaman jenis tinggi dan dengan tingkat kemerataan yang relatif maksimum atau tinggi dikarenakan mempunyai jumlah individu yang hampir merata (sama). Jalur yang memiliki tingkat kemiripan paling tinggi adalah 1 dengan jalur 2 dengan nilai 96.61%. Dan yang memiliki tingkat kemiripan paling rendah terdapat antara jalur 2 dengan jalur 3 dengan nilai Indeks Kemiripan sebesar 59.77%. Maka apabila dilihat dari keseluruhan nilai Indeks Kemiripan pada setiap perbandingan antar jalur pada Jalur Pendakian Linggasana Taman Nasional Gunung Ciremai maka dapat dikriteriakan memiliki tingkat kesama yang tinggi. Didapatkan jenis tumbuhan endemik berkayu sebanyak 37 jenis dari 10 famili, yang terbagi kedalam dua kategori endemik, yaitu 23 jenis dari 7 famili termasuk kedalam endemik lokal Taman Nasional Gunung Ciremai dan 14 jenis dari 3 famili termasuk kedalam endemik regional Jawa Barat.
Riset Lainnya
- Pariwisata Berkelanjutan Pulau-Pulau Kecil Studi Kasus Pulau Siberut Di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat
- Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Motivasi Berkunjung Wisatawan di Kawasan Wisata Alam Telaga Remis Kabupaten Kuningan
- Komposisi Dan Sebaran Jenis Tumbuhan Invasif Di Blok Pasir Batang Taman Nasional Gunung Ciremai
- Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Alam Lembah Cilengkrang Taman Nasional Gunung Ciremai
- Analisis Permintaan Dan Nilai Ekonomi Pada Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) Hulu Cai Paniis Dengan Metode Biaya Perjalanan
- Pemodelan Spasial Kesesuaian Habitat Surili di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Analisis Pengembangan Daerah Wisata Talaga Remis Kabupaten Kuningan
- Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam Batu Luhur Taman Nasiona Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan Jawa Barat
- Ekplorasi Jenis-jenis Pohon dan Tumbuhan Bawah Sekitar Air di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai BKSDA Jawa Barat II
- Analisis Mikrobiologi Tanah Pada Berbagai Jenis Penutupan Lahan Di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai