Ayo Siapkan Diri Hadapi Pancaroba ‘Mangsa Marèng’


.
Dalam beberapa pekan, cuaca mulai tak menentu. Iya, terkadang mendung dan atau turun hujan dari pagi hingga malam. Tapi kadang juga cuaca begitu cerah seharian.
.
Nah ‘karuhun’ (leluhur, red) kita menyebut pergantian musim dengan sebutan Pancaroba.
.
Pancaroba adalah masa peralihan antara musim penghujan ke musim kemarau dan sebaliknya di daerah iklim muson.
.
Biasanya pancaroba terjadi antara Maret hingga Mei dan Oktober sampai Desember.
.
Dalam pranata mangsa wong Jawa, saat ini kita sedang memasuki pancaroba ‘mangsa marèng. Sedangkan pancaroba antara kemarau dan penghujan yang terjadi jelang akhir tahun disebut ‘mangsa labuh’.
.
Masa pancaroba ditandai dengan gejala alam yakni badai dan hujan lebat yang disertai petir.
.
Selain gejala alam, saat pancaroba juga terdapat perilaku khas satwa. Contohnya pada ‘mangsa marèng’, Tonggeret akan memasuki musim kawin dan mengeluarkan suara yang khas. Sedangkan pada ‘mangsa labuh’, Rayap akan mencapai tahap dewasa dan keluar dari liang di tanah sebagai Laron.
.
Menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), awal musim kemarau 2020 di Indonesia terjadi mulai April.
.
Namun baru-baru ini Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya menyatakan awal musim kemarau tersebut akan bervariatif di setiap Zona Musim (23/3).
.
“Untuk daerah Jawa, awal musim kemarau diprediksi antara Juni atau Juli. Jadi saat ini kita sudah memasuki pancaroba”, katanya.
.
Tatkala pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernapasan atas seperti flu, pilek, dan batuk akan relatif meningkat.
.
Selain ancaman kesehatan, pancaroba juga menjadi ajang persiapan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang acap menjadi momok saat kemarau nanti.
.
#sobatCiremai, yuk tetap jaga kesehatan tubuh di masa pancaroba. Apalagi saat ini kita masih bergelut dengan pandemi Covid-19.
.
[Teks & Foto © Tim Admin -BTNGC | 062020]

Ikuti Kami