Stasiun Penelitian

STASIUN PUSAT PENELITIAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

Saat ini TNGC telah memiliki stasiun pusat penelitian yang dibangun dari dana CSR PT. Pertamina Asset 3 Jatibarang dan telah selesai pembangunannya pada bulan Mei 2016. Stasiun penelitian ini merupakan program kerjasama penguatan fungsi dalam rangka pengelolaan keanekaragaman hayati khususnya terkait upaya pelestarian spesies kunci Macan Tutul Jawa dan Surili Jawa, antara Balai TNGC dengan  PT. Pertamina Asset 3 Jatibarang.

Program kerjasama ini selain sebagai upaya pengelolaan spesies kunci Macan Tutul Jawa dan Surili Jawa, keberadaan stasiun pusat penelitian di TNGC juga dapat memberikan sarana bagi semua pihak baik dalam negeri maupun luar negeri dalam melakukan kegiatan penelitian di kawasan TNGC. Data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tentunya akan memberikan manfaat bagi pengelolaan kawasan TNGC, arah dan strategi pengelolaan khususnya spesies kunci maupun keanekaragaman hayati lainnya juga untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Peresmian stasiun pusat penelitian Taman Nasional Gunung Ciremai ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2016 dengan lokasi di Blok Bintangot, Desa Seda, Resort Mandirancan, SPTN Wilayah I Kuningan. Kegiatan peresmian stasiun riset TNGC di Blok Bintangot dilakukan oleh Sekretaris Direktur Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Novianto Bambang W., M.Si; Asset 3 General Manager (PT. Pertamina) Martinus Barus dan Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc. Selain acara peresmian bangunan stasiun riset, juga dilakukan kegiatan pelepasliaran satwa hasil penyerahan dari masyarakat berupa Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) dan Kijang Mencek (Muntiacus muntjak) ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.

KONDISI UMUM LOKASI

  1. Kondisi Fisik

Lokasi stasiun penelitian spesies kunci berada di Blok Sigedong dengan luas ±1.568,12 Ha. Berdasarkan peta kerja Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), lokasi stasiun penelitian masuk ke dalam wilayah administrasi desa Seda. Ketinggian tempat lokasi stasiun penelitian berada pada 700 mdpl – 2.400 mdpl. Topografi blok Sigedong adalah berbukit dengan kelerengan 20°-40°.

  • Kondisi Biologi

Berdasarkan ketinggian tempatnya, lokasi stasiun penelitian di Blok Sigedong ini memiliki tipe ekosistem yang komplit mulai dari tipe ekosistem hutan dataran rendah <1000 mdpl, ekosistem hutan sub pegunungan (1000 – 1500 mdpl) dan hutan pegunungan (1500 – 2400 mdpl). Secara karakteristik tiap tipe ekosistem jelas memiliki perbedaan. Pada lokasi penelitian Blok Sigedong sudah teridentifikasi habitat dari satwa kunci TNGC yaitu Macan Tutul, Elang Jawa, dan Surili.  Ketiga satwa kunci ini berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.57/Menhut-II/2008 merupakan spesies prioritas yang menjadi program dan arahan strategis konservasi spesies nasional oleh Kementerian Kehutanan. Namun, informasi dasar terkait ketiga spesies kunci selama ini sama belum banyak diketahui ataupun digali, sehingga hal ini akan menjadikan keberadaan lokasi stasiun penelitian di Blok Sigedong menjadi lebih menarik.

Pada tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Survey Potensi Keanekaragaman Hayati pada Blok Sigedong dalam rangka mengetahui potensi kehati pada areal satsiun penelitian dan diperoleh hasil sebagai berikut:

klik disini

Sedangkan potensi kehati per ketinggian pada Blok Sigedong yaitu sebagai berikut:

klik disini

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di areal stasiun riset selama kurun waktu 2016-2018 antara lain:

  1. Praktek Kerja Lapangan Profesi (PKLP) Mahasiswa S1 Departemen KSDAE Fak. Kehutanan IPB;
  2. Pengenalan Pengelolaan Hutan Lestari Mahasiswa S1 Fak. Kehutanan Universitas Kuningan;
  3. Observasi Wahana Alam-Himabio IPB;
  4. Pengaktifan Organisasi Volunteer Ciremai Biodiversitas Club (CBC);
  5. Pelepasliaran satwa elang brontok (Nisaetus cirhatus)
  6. Diksarkova Lapangan Kelompok Studi Konservasi (KSK) Fakultas Kehutanan Uniku Tahun 2017;
  7. Kajian Habitat Kukang Jawa Oleh IAR;
  8. Camping SMA PLUMBON;
  9. Pelepasliaran Kukang Jawa.
  10. Pengamatan Kukang dari Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Kadipaten
  11. Pendidikan Lingkungan dari SMPN 1 Mandirancan
  12. Magang Volunteer Mahasiswa D3 Universitas Gajah Mada
  13. Kunjungan para ahli Pengelolaan Kucing Besar

Ikuti Kami