Ikan Dewa

11artikel

Salah satu spesies unik dan penting yang hidup di kolam air dalam ODTWA Cibulan adalah Ikan Dewa. Ikan ini di daerah Jawa Barat memiliki nama lokal sebagai Ikan kancra bodas (Labeobarbus douronensis) yang merupakan ikan air tawar endemik yang hanya hidup di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Secara umum ikan kancra bodal/ikan dewa memiliki gambaran morfologi yang mirip dengan ikan mas. Karakteristik utama dari genus Labeobarbus adalah keberadaan dan ukuran cuping pada bibir bawah untuk membedakan dengan jenis-jenis Cyrinidae lainnya.

Secara taksonomi klasifikasi dari ikan kancra bodas/ikan dewa adalah sebagai berikut:

 Kelas                     : Teleostei

Ordo                      : Cupriniformes

Sub ordo                : Cyprinoidea

Famili                    : Cyprinidae

Sub. Famili              :Cyprininae

Genus                    : Labeobarbus (Tor)

Spesies                   : Labeobarbus dourensis

Kottelat (1993) telah merevisi nama genus Laboebardus menjadi Tor yang memiliki ciri-ciri jari-jari sirip punggung yang licin, kepala tidak berkerucut dan antara garis rusuk dan sirip punggung terdapat tiga setengah baris sisik. Menurut Haryono (2006) di seluruh dunia terdapat 20 jenis kerabat ikan Labeobardus. Wilayah menyebarannya mulai dari Trans Himalaya (Pakistan, Nepal, India dan Myanmar) dan di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Jenis Tor di perairan hulu Kalimantan Tengah yaitu Labeobardus tambroides, di perairan  Sumatera dan Jawa yaitu L.soro, L. dourensis dan L. tambara. Habitat Tor memiliki habitat yang spesifik mulai dari sungai-sungai di pegunungan hingga sungai-sungai pada dataran tinggi dengan dasar berbatu, memiliki kandungan air yang cukup sejuk dan oksigen yang tinggi (Shrestha, 2005).

Kottelat et al (1993) menegaskan bahwa ikan marga Labeobarbus pada umumnya merupakan jenis yang terancam pubah karena kerusakan hutan dan penangkapan yang berlebihan. Pada jenis ikan L.soro sudah termasuk pada ikan terancam punah oleh IUCN. Penebangan hutan yang tidak terkendali sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan Tor ini karena habitatnya yang spesifik yang hanya hidup di daerah hulu sungai serta memiliki air yang cukup kuat, warna air jernih, memiliki kandungan oksigen yang tinggi serta suhu air sejuk dengan dasar perairan yang berbatu (Kiat, 2004, Nontji, 1992). Adanya penebangan hutan yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya penurunan debit mata air sehingga terjadi penurunan ketinggian air yang ada di kolam-kolam alami tempat hidup ikan dewa ini. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah populasi di kolam-kolam seperti pada obyek wisata Cigugur,  Cibulan, Pasawahan dan Darmaloka masing-masing sebanyak 5.000, 4.800, 2.400 dan 2.000 ekor.

Ikuti Kami