Pada tanggal 16 Maret 2013 yang lalu bertepatan dengan Hari Bakti Rimbawan Tahun 2013 telah dilaksanakan pencanangan Restorasi Kawasan TNGC dengan menggunakan Metode Miyawaki. Kegiatan restorasi dilaksanakan pada areal seluas 1 hektar di Blok Bintangot, Desa Seda, Kabupaten Kuningan yang termasuk pada wilayah kerja Resort Mandirancan SPTN I Kuningan.
Metode Miyawaki telah banyak dilakukan di Jepang dan di belahan dunia lainnya yang dilakukan untuk merestorasi lahan/hutan terdegradasi dan telah terbukti sebagai metode tercepat yang dapat menjamin pertumbuhan tanaman berdasarkan pada prinsip ekologi. Tumbuhan ditanam pada kepadatan yang tinggi sehingga setiap tanaman berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya (cahaya matahari dan nutrisi) untuk pertumbuhannya.
Sebelum penanaman dilaksanakan pembersihan lahan (land clearing) secara total dengan membersihkan dan mencabut akar-akar rumput dan alang-alang serta dibuatkan guludan tanah untuk memudahkan pemeriksaan dan penanaman. Hal yang harus mendapatkan perhatian adalah tanaman rumput dan alang-alang yang sudah dibabat/ditebang disebarkan di lahan penanaman yang diharapkan dapat menjadi mulsa dan pupuk alami untuk mencegah terjadinya erosi oleh air hujan. Secara umum ukuran lubang tanam adalah 30x30x30 cm dengan jarak tanam yang sangat rapat sekitar 70 cm. Pada areal restorasi Miyawaki di TNGC tidak dilakukan pemupukan dasar karena tanahnya subur untuk dapat dilakukan penanaman secara langsung. Jumlah tanaman yang ditanam adalah sebanyak 20.000 batang yang didalamnya terdapat sekitar 10 jenis tumbuhan. Adapun jenis tanamannya antara lain Salam (Eugenia polyantha), Ambit (Elaeocarpus sp), Huru (Litsea spp), Puspa (Schima wallichii), Kedoya (Dysoxylum amooroides), Peutag (Syzygum densiflorum), Kicangkudu (Fagraea racemosa jack), Solatri (Calophyllum saulatri), Picung (Pangium edule),Kapundung (Bacalurea dulcis). Dalam melakukan penanaman sedapat mungkin setiap jenis diacak dan tidak ditanam berdekatan sehingga harus penempatan setiap tanaman harus disebar secara merata. Tinggi tanaman yang ideal untuk ditanam adalah sekitar 30 cm keatas tetapi karena adanya keterbatasan dalam mendapatkan tanaman tidak seluruh tanaman merata tingginya tapi ada juga yang dibawah 30 cm.
Hal penting lainnya setelah dilakukannya penanaman adalah pemeliharaan tanaman.Pemeliharaan tanaman dilakukan secara rutin minimal 2 bulan sekali atau melihat pada kondisi lapangan bila tumbuhan rumput dan alang-alang sudah mulai tumbuh.Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan penyiangan dan pembabatan secara mekanik dengan mencabut akar tanaman rumput dan alang-alang sehingga tidak dapat tumbuh lagi.Selama masa pemeliharaan tidak lagi dilakukan pemupukan tetapi kondisi areal restorasi dibiarkan untuk tumbuh secara alami sehingga sebagian besar biaya perawatan hanya untuk melakukan pengendalian tanaman rumput dan alang-alang. Adanya lokasi restorasi dengan Metode Miyawaki ini diharapkan proses restorasi kawasan dapat lebih cepat tercapai sehingga areal kritis di TNGC dapat segera menjadi hutan kembali.