Goa Walet, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi para pendaki Gunung Ciremai khususnya pendaki yang melalui jalur pendakian Palutungan di Kuningan dan jalur pendakian Apuy di Majalengka. Goa Walet berupa cekungan seluas ± 0,3 Ha, di sebelah barat laut terdapat “ruangan”, bagian inilah yang disebut goanya. Seperti goa pada umumnya pada Goa Walet juga terdapat Stalaktik dan Stalakmit yang di ujungnya menetes air. Tapi airnya tidak dapat dikonsumsi karena berbau belerang dan mengandung zat berbahaya bagi tubuh manusia. Konon katanya dahulu Goa Walet merupakan bekas keluarnya larva ketika gunung ciremai erupsi. Namun sayangnya tidak terdapat sumber mata air. Sampai saat ini kami belum berhasil menemukan titik mata air di sepanjang jalur pendakian terutama di ketinggian diatas 1000 mdpl.
Letak
Goa ini terletak diatas setelah persimpangan Apuy dan Palutungan di ketinggian 2.950 mdpl atau 0,3 km dari puncak Sunan Talaga. Untuk Koordinatnya berada di 6°53’54″S 108°24’12″E.
Vegetasi
Gua Walet berada di area puncak gunung ciremai yang tumbuhi flora yang berbeda dengan area dibawahnya. Tentunya di area tersebut flora yang tumbuh mempunyai ciri-ciri daun seperi jarum, batang tumbuhannya tidak tinggi. Goa Walet terletak tepat diantara luasnya padang Edelweis (Anaphalis javanica), Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium ), dan Pelending yaitu tumbuhan sejenis pete.
1. Edelweis (Anaphalis javanica)
Edelweis yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa(Javanese edelweiss), adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus , sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat,tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
2. Cantigi ( Vaccinium varingiaefolium )
Pohon kerdil inilah yang memberikan bantuan terhadappendaki untuk berpegang ketika naik dan turun gunung. Pohon ini pulalah yang melindungi pendaki dari terjangan badai. Pohon ini pulalah yang menyediakan lantai yang nyaman untuk bivak. Ia hasilkan buah dan pucuk yang bisa dimakan bagi pendaki yang tersesat.
Cantigi tumbuh di Hutan Pegunungan Atas, pada ketinggian 1500 – 2400 mdpl. Tajuk pohon biasanya memiliki ketinggian yang sama sekitar 20 meter. Daunnya juga lebih kecil. Ini dikarenakan kekurangan makanan dan nutrisi. Cantigi dominan tumbuh di hutan Sub Alpin. Daun Cantigi cantik, merah bersinar.
Cantigi memiliki daya tahan yang hebat. Mampu tumbuh di media yang sedikit makanan dan nutrisi. Akarnya kuat mencengkeram. Sehebat apapun badai, Cantigi tak akan tumbang. Kuat mengadapi cuaca yang ekstrim dingin, dan menepis panas yang lekang.
3. Pelending
Flora ini memiliki kemiripan dengan tumbuhan pete. Bentuk buahnya sama persis seperti pete cina, rasa dan aromanya juga sama.
Bersantai sejenak di Goa Walet
Pendaki yang menuju puncak gunung ciremai yang melalui Jalur Pendakian Palutungan dan Apuy tentunya akan menemui Goa Walet dan biasanya menyempatkan diri untuk singgah oleh pendaki yang naik ataupun turun. Mereka biasanya melepaskan lelah sejenak dan berlindung dari angin badai sambil mengumpulkan tenaga kembali dengan mendirikan tenda. Terutama apabila anda mempunyai niat untuk menjadi saksiSunset atau Sunrise gunung ciremai yang tentunya memiliki pemandangan menakjubkan. Beristirahatlah, santai, rileks sejenak disini sambil menyantap persediaan makanan dan minuman yang dibawa. Untuk menghangatkan badan anda dapat membuat perapian dari sampah anorganik yang anda bawa. Tapi ingat, jangan sengaja menebang edelweis, cantigi dan pelending untuk dijadikan kayu bakar untuk perapian. Bila anda pendaki lain tentunya anda dapat berbagi cerita, pengalaman, atau bahkan makanan dan minuman. Jangan segan untuk menyapa pendaki lain walaupun tidak kenal tapi umumnya pendaki mempunyai sifat ramah terhadap pendaki lainnya.
Setelah puas bersantai, menyantap makanan dan minuman serta mengumpulkan tenaga kembali dan waktu sunrise atau sunset tiba, maka bersegeralah mencapai puncak gunung ciremai yang hanya berjarak ±300 m dari Goa Walet. Jangan lupa bawa serta logistik anda. Tetapi apabila situasi dan kondisi dirasa aman, maka anda dapat meninggalkan logistik dan peralatan di Goa Walet. Tentu saja hal ini dapat meringankan beban tubuh dan perjalanan pun seperti di jalan tol.