Mukadimah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konseplingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
Kisah
Sampah anorganik atau plastik sangat mudah dijumpai di seluruh jalur pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai baik di Kabupaten Kuningan ataupun di Kabupaten Majalengka. Sampah plastik hampir pasti bertebaran di sepanjang pos pendakian akibat ulah pendaki “nakal”. Walapun selalu dihimbau berulang-ulang agar membawa sampah anda kembali, tetapi tetap saja masih banyak pendaki yang kurang memperhatikan. Sehingga ada celetukan “Kalau anda tersesat di gunung, carilah sampah plastik. Maka anda akan menemukan pos terdekat”.
Berapa Lama Sampah Terurai Di Gunung? Sebuah pertanyaan logis yang jarang kita dengar atau kita ingin ketahui. Banyak pendaki gunung yang meninggalkan sampahnya di lereng dan di puncak gunung. Perlakuan yang tidak adil bagi alam. Bahkan apabila lebih dalam, pembuangan sampah di tengah alam bebasadalah sebuah kejahatan. Itulah yang membedakan, mana pendaki konservatif, dan mana pecinta alam gadungan!
Tahukah anda, apabila anda meninggalkan sampah di gunung ( biasanya sampah yang ditinggalkan adalah barang – barang yang sulit dicerna oleh alam ), maka, membutuhkan waktu yang lama bagi alam untuk mengurainya. Dan bila sudah seperti itu, dan anda tidak kasihan dengan alam yang anda kunjungi, maka predikat yang pas bagi anda adalah, anda pendaki sampah! Maka, Janganlah Menjadi Pendaki Sampah!
Dan berikut ini adalah barang – barang dan kemasannya yang biasanya dibawa dan ditinggal oleh pendaki gunung sebagai sampah dan kecepatan penguraiannya:
– Kertas : 2,5 bulan
– Kain katun : 1,5 bulan
– Kulit jeruk : 6 bulan
– Kardus / Karton : 5 bulan
– Filter rokok : 10 – 12 tahun
– Kantong plastik : 10 – 20 tahun
– Sepatu kulit : 25 – 43 tahun
– Baju / kaos kaki nylon : 30 – 40 tahun
– Kertas plastik, botol plastik : 50 – 80 tahun
– Aluminium ( Voil ) : 80 – 100 tahun
– Kaleng timah : 200 – 400 tahun
Bayangkan jika hampir semua pendaki gunung membuang sampah di atas di tengah gunung. Masihkah anda ingin membuang sampah sembarangan? Mari kita bawa sampah kita maupun sampah yang kita temui di gunung untuk dibawa turun dan di buang pada tempatnya. Pedulilah pada alam kita.
Tidak ketinggalan di setiap obyek wisata pun demikian. Walaupun sudah di disediakan tong sampah, hmm..tetap saja sampah plastiknya berserakan. Memang sudah ada petugas kebersihan, tapi alangkah baiknya kita membuang sampah pada tempatnya.
Sampah anorganik mudah dijumpai tidak hanya di perkotaan saja. Ironisnya masyarakat desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Ciremai juga memberikan contoh tidak teladan. Mereka membuang sampah rumah tangga di hutan yang berbatasan dengan kawasan dan di sungai yang sebenarnya memiliki air yang sangat jernih bila tidak dikotori dengan sampah plastik. Mungkin memang telah menjadi “kebiasaan buruk” masyarakat kita.
Upaya
Beruntung masih ada sekelompok orang yang memiliki kepedulian terhadap sampah di gunung, terutama di jalur pendakian. Walaupun jumlah peserta sapu gunung masih kalah jauh dengan mereka yang mengotorinya.
Mereka bekerja dengan suka rela tanpa imbalan apapun selain ingin menyaksikan gunung dan hutan bersih dari sampah anorganik.
Mari jaga hutan kita untuk masa depan yang lebih baik !