Program menanam pohon menjadi trending topik Kementerian Kehutanan dalam beberapa tahun terakhir. Program menanam pohon disosialisasikan dengan berbagai jenis kegiatan seperti misalnya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), Kebun Bibit Rakyat (KBR), Adopsi Pohon, One Man One Tree (OMOT), Bulan Menanam, dll. Program menanam pohon digadang-gadangkan sebagai solusi untuk mencegah derasnya arus degradasi hutan di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir memang negara kita menjadi sorotan dalam hal pengelolaan hutan alaminya. Degradasi hutan di Indonesia telah lama menjadi masalah yang sangat serius.
Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan tidak main-main untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan menggaet bintang sepak bola dunia C. Ronaldo sebagai Duta Mangrove.
1 dasawarsa telah berlalu, walaupun berjalan lamban, program menanam pohon mulai menunjukan hasilnya. Pepohonan yang ditanam di kawasan hutan biasanya merupakan pohon asli setempat. Pepohonan tersebut umumnya tumbuh dengan lamban karena banyak faktor dan harus bersaing dengan semak belukar. Hal ini pula yang menyebabkan lamanya “Hutan Konservasi” terwujud.
1 pohon ditanam, jika berhasil tumbuh besar maka akan menghasilkan oksigen dan karbondioksida. Pohon akan memproduksi oksigen untuk dihirup oleh makhluk hidup dan menyerap karbondioksidanya. Mengenai berapa oksigen dan karbondioksida yang dihasilkan dan diserap oleh pohon adalah :
“Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam setahun dalam satu musim.” ”Sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia.” (Arbor Day Foundation)
“Salah satu hektar pohon setiap tahunnya mengkonsumsi jumlah karbon dioksida ekuivalen dengan yang dihasilkan dengan mengendarai sebuah mobil rata-rata untuk 26.000 mil. Bahwa hektar sama pohon juga menghasilkan oksigen cukup untuk 18 orang untuk bernapas selama setahun.”
(New York Times)
“Pohon-100 ft, 18″ diameter pada dasarnya, menghasilkan 6.000 pon oksigen. ”
(Northwest Territories Pengelolaan Hutan)
“Rata-rata, satu pohon menghasilkan hampir 260 pon oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk keluarga empat.”
(Environment Canada, lembaga lingkungan nasional Kanada)
“Rata-rata produksi oksigen bersih tahunan (setelah memperhitungkan dekomposisi) per hektar pohon (kanopi pohon 100%) offset konsumsi oksigen dari 19 orang per tahun (delapan orang per hektar tutupan pohon), namun berkisar dari sembilan orang per hektar tutupan kanopi (empat orang / penutup ac) di Minneapolis, Minnesota, untuk 28 orang / ha penutup (12 orang / penutup ac) di Calgary, Alberta” (Dinas Kehutanan AS dan International Society publikasi Arborikultur sendi)
—Amal Jariyah—
Sampai disini kita bisa tahu, bahwa menanam pohon sangat banyak gunanya untuk kelangsungan kehidupan di planet yang kita cintai ini. Pohon-pohon yang kita tanam pasti menghasilkan oksigen yang mengalir terus selama pohon itu hidup. Dan semoga dengan begitu akan menjadi Amal Jariah.
Apa itu Amal Jariah ? tentunya sahabat pembaca sudah tahu banyak tentangnya.
Sering kita mendengar sebuah kata yaitu amal jariah. Amal jariah dalam bahasa arab berarti amal yang mengalir. Definisinya adalah, perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di akhirat. Pahala dari amal perbuatan tersebut terus mengalir kepadanya selama orang yang hidup mengikuti atau memanfaatkan hasil amal perbuatannya ketika di dunia. Di sinilah kelebihan amal jariah dibanding amal-amal lain yang hanya diberi balasan sekali dalam satu perbuatan.
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami mencatat amal yang telah mereka kerjakan (di dunia) serta bekas-bekas (yang) mereka (tinggalkan)” (QS Yaasiin: 12).
Ayo menanam pohon supaya menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir. Amin !!!