Partikel abu yang sangat halus dapat mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan kontraksi sehingga mempersulit pernapasan, khususnya bagi mereka yang sudah memiliki permasalahan paru-paru. Abu halus juga menyebabkan lapisan saluran pernapasan menghasilkan lebih banyak sekresi yang dapat membuat orang batuk dan bernapas lebih berat. Penderita asma, khususnya anak-anak, dapat menderita serangan batuk, sesak dada dan mengi.
Beberapa orang yang tidak pernah menderita asma dapat mengalami gejala seperti asma setelah hujan abu, khususnya jika mereka yang terlalu lama melakukan kegiatan di luar ruangan.
Dampak terhadap pernapasan
Pada beberapa letusan gunungapi, partikel abu sangat halus sehingga dapat masuk ke paru-paru ketika kita bernapas. Apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka orang yang sehatpun akan mengalami kesulitan bernapas disertai batuk dan iritasi. Beberapa tanda-tanda penyakit pernapasan akut (jangka waktu pendek) akibat abu gunung api :
- Iritasi hidung dan pilek
- Iritasi dan sakit tenggorokan, kadang disertai dengan batuk kering
- Untuk penderita penyakit pernapasan, abu gunungapi dapat menyebabkan penyakit menjadi serius seperti tanda-tanda bronkitis akut selama beberapa hari (seperti: batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi dan sesak napas)
- Iritasi saluran pernapasan bagi penderita asma atau bronkitis; keluhan umum dari penderita asma antara lain sesak nafas, mengi dan batuk
- Ketidaknyamanan saat bernapas
Dalam beberapa kasus, paparan jangka panjang terhadap abu gunungapi halus dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius. Dalam hal ini, abu gunungapi harus berukuran sangat halus serta mengandung silika kristal (untuk penyakit silikosis) dan orangorang tersebut terkena abu dalam konsentrasi tinggi selama bertahun-tahun. Paparan terhadap silika kristal dalam abu gunungapi biasanya dalam jangka waktu yang pendek (beberapa
hari hingga minggu). Studi juga menunjukkan bahwa batas paparan yang direkomendasikan (sama di beberapa negara) dapat terlampaui untuk jangka waktu yang singkat bagi penduduk secara umum. Para penderita asma atau masalah paru-paru lainnya seperti bronkitis dan emfisema, dan gangguan jantung parah adalah mereka yang paling berisiko.
Faktor apa saja yang mempengaruhi gejala permasalahan pernapasan?
Perkembangan gejala permasalahan pernapasan akibat menghirup abu gunungapi tergantung pada sejumlah faktor, antara lain: konsentrasi partikel di udara, proporsi partikel halus dalam abu, frekuensi dan lama pemaparan, kehadiran silika kristal dan gas gunungapi atau aerosol yang tercampur dengan abu, serta kondisi meteorologi. Kondisi awal kesehatan dan penggunaan peralatan pelindung pernafasan juga akan
mempengaruhi gejala yang dialami.
Karena abu ini akan cukup lama bila tidak tersapu hujan, maka perhatian pada dampak ini juga harus diantisipasi para petugas kesehatan.
sumber : http://rovicky.wordpress.com/2014/02/14/mengapa-penderita-penyakit-paru-paru-kronis-merupakan-mereka-yang-paling-rentan-pada-abu-vulkanik/