Saat mendaki gunung, tersesat merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi. Setiap pendaki memiliki potensi untuk itu. Banyak sekali kita mendengar berita tentang tersesatnya pendaki di gunung. Mulai dari yang tersesat selama berjam-jam, berhari-hari hingga yang paling buruk meninggal karena tersesat dan hilang di gunung.
Berikut 12 tips yang bisa menjadi tambahan informasi terkait dengan tersesat di gunung. Tips ini bukan hanya tentang cara menghindari agar diri tidak tersesat, tapi juga tentang bagaimana sikap dan tindakan yang perlu kita terapkan saat tersesat di gunung.
1) Jangan takabur
Ini merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh setiap pendaki gunung. Terlepas dari sering dikait-kaitkannya sikap takabur dengan hal-hal berbau mistis, sikap takabur bisa membuat kita terlalu percaya diri berlebihan dan merasa hebat. Pada kondisi seperti itu bisa mengakibatkan seseorang tertutup pikirannya dan mengabaikan hal-hal penting saat mendaki. Misalnya tanda-tanda penunjuk jalan dan tanda-tanda unik atau patokan-patokan penting saat melewati rute di gunung.
2) Cari informasi tentang jalur dan rute pendakian
Cari sebanyak mungkin informasi jalur dan rute dari gunung yang hendak didaki. Bisa dari internet atau bisa juga dari teman anda yang sudah pernah mendaki gunung tersebut sebelumnya. Tanyakan titik-titik atau tanda-tanda penting pada jalur yang akan anda lewati yang bisa menjadi faktor pemasti posisi anda saat berada di gunung nantinya. Misalnya adanya sungai, bangunan, dll.
3) Peralatan navigasi
Peralatan navigasi seperti GPS, peta, dan kompas sangat berguna untuk men-track jalur dan rute, mengetahui posisi anda dan menunjukkan arah. Peralatan ini akan sangat membantu dalam kondisi tersesat.
4) Gunakan guide
Menggunakan guide misalnya warga lokal yang sudah sudah sering turun naik gunung tersebut dan sangat paham tentang jalur pendakian merupakan salah satu cara untuk memperkecil potensi tersesat saat mendaki gunung. Namun biasanya menggunakan guide berarti anda harus mengeluarkan biaya tambahan
5) Perhatikan sekitar dengan seksama
Saat mendaki gunung perhatikan kondisi di sekitar anda dengan seksama. Terutama jika ada tanda-tanda atau hal-hal unik. Ini berguna agar ada semacam “rekaman” di benak kita sehingga jika nanti pada saat turun gunung anda tersesat, “rekaman-rekaman” pada saat naik tersebut bisa membantu anda mengingat-ingat kembali jalur pendakian yang benar. Perhatikan percabangan-percabangan yang menurut anda berpotensi menimbulkan kebingungan.
6) Gunakan penanda
Saat anda melewati percabangan yang membingungkan dan tidak yakin dengan jalur mana yang mesti diambil, pasanglah tali berwarna dipersimpangan/percabangan yang membingungkan tersebut. Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal lagi dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”. Jika tidak, anda bisa tersesat lebih jauh. Pernahkah anda memilih jalur yang salah di sebuah percabangan namun pada saat anda sadar bahwa jalur tersebut salah dan anda mencoba kembali ke persimpangan awal, eh malah anda semakin bingung dan tersesat tidak karuan? Disitulah gunanya memasang tali penanda di persimpangan yang membingungkan. Namun jangan lupa untuk mencabut kembali tali-tali penanda yang anda pasang di jalur yang salah tersebut.
7) Cek jalur
Satu lagi tips saat tim anda kebingungan saat menemukan jalur bercabang dan tidak yakin harus memilih jalur yang mana adalah dengan mencek jalur terlebih dahulu. Utuslah dua hingga empat orang di tim anda yang menurut anda paling siap baik dari sisi ketenangan, pemahaman maupun dari sisi stamina untuk memeriksa kebenaran jalur himgga radius tertentu di depan. Ini bertujuan untuk menghemat energi tim anda. Jika kebenaran jalur sudah dapat dipastikan, barulah kemudian berikan kode kepada anggota tim lainnya di belakang untuk melanjutkan perjalanan.
8) Jangan sungkan bertanya pada pendaki lain
Jangan pernah sungkan bertanya pada pendaki lain yang anda temui di jalan untuk memastikan jalur pendakian. Banyak informasi-informasi penting yang mungkin tidak kita peroleh di internet atau buku, dll; yang bisa kita dapatkan dari pendaki-pendaki lain yang kita temui saat melakukan pendakian.
9) Tetap tenang saat tersesat
Ketenangan adalah hal yang sangat penting saat kita tersesat di gunung. Jangan panik! Kepanikan akan membuat kita sulit berpikir dengan jernih dan mudah putus asa. Pada saat panik hal-hal yang sebenarnya sederhana dan mudah bisa menjadi terlihat susah. Pada saat panik, jalur yang sudah benar di dekat anda bisa menjadi tidak kelihatan. Dalam kondisi seperti ini, kalau perlu bawa diri anda dan tim duduk santai sejenak untuk menenangkan pikiran dan berdiskusi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan. Jika ada teman di tim anda yang panik, usahakan untuk menenangkannya karena suasana panik tersebut bisa menular kepada anggota tim yang lain.
10) Jaga jarak dan kebersamaan
Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab terpisahnya misalnya satu atau dua anggota tim anda dan bisa berakibat fatal seperti hilang. Ketika anda mendaki secara berkelompok, kemampuan baik fisik dan emosional tiap orang di dalam kelompok akan berbeda-beda. Ada yang fisik dan staminanya luar biasa dan ada juga sebaliknya. Ada yang ketenangan dan kematangannya mungkin lebih baik dalam menghadapi tekanan dibanding yang lain.
Jaga kebersamaan saat mendaki. Usahakan sebisa mungkin jika ada tim anda yang tercecer di belakang, tunggu dan pastikan jaraknya tidak terlalu jauh. Mengapa kebersamaan itu penting? Bukan berarti solo climber tidak aman, tapi mendaki bersama jelas memiliki sebuah kelebihan. Salah satu sifat alamiah manusia adalah kecenderungan untuk panik dan bingung biasanya lebih besar saat sendirian dibandingkan jika bersama orang lain atau teman. Adanya teman disamping anda akan menurunkan tekanan dan kepanikan saat menghadapi kesulitan. Disamping itu keberadaan teman saat mendaki akan menutupi kekurangan-kekurangan yang kita miliki.
11) Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak katakanlah sejauh 20 meter saja bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. Apalagi jika kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Belum lagi jika cuaca buruk menghantam saat anda turun dari puncak. Percaya atau tidak teman anda yang tadinya mungkin berada tidak jauh di depan anda bisa saja hilang sekejap dari pandangan anda. Oleh karena itu, jika anda tidak yakin saat turun dari puncak minta teman anda yang berada di depan untuk berhenti sejenak hingga anda mendekati posisinya.
Perhatikan dengan seksama jalur yang anda lalui saat turun dari puncak. Jangan sampai salah mengambil jalur. Sebagaimana kita ketahui, bentuk gunung mirip kerucut. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar maka saat anda terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar. Jika anda salah atau terlambat menyadari penyimpangan tersebut maka bisa-bisa anda akan tiba di sisi lereng gunung yang salah dari yang seharusnya. Atau kejadian yang lebih fatal bisa saja terjadi, seperti terjatuh ke jurang karena salah mengambil jalur.
12) Catat nomor-nomor penting
Catatlah nomor-nomor darurat dan penting serta nomor-nomor kontak petugas disana atau di basecamp pendakian. Hal ini berguna untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan anda membutuhkan pertolongan.
Semoga bermanfaat! Selamat mendaki gunung!
sumber : http://viewindonesia.com