SEJARAH KAWASAN
Pada abad ke 14, Kewedanaan Talaga adalah bekas salah satu kerajaan di wilayah itu yang bertahta bernama Sunan Talaga Manggung. Beliau mempunyai 2 orang putra, satu laki-laki dan satunya perempuan, yang laki-laki bernama Raden Panglurah dan yang perempuan bernama Ratu Simbar Kencana. Ratu Simbar Kencana mempunyai suami di kerajaan tersebut bernama Palembang Gunung.
Dengan alasan tertentu Patih Palembang Gunung memendam impian menjadi raja di kerajaan mertuanya. Lalu ia menghimpun kekuatan termasuk orang kepercayaan raja yang bernama Centang Barang. Centang Barang mempunyai tombak yang dipercaya dapat mengalahkan raja.
Setelah raja terbunuh oleh Centang Barang, tiba-tiba Centang Barang menjadi bertingkah aneh. Dia menjadi gila, menggigit-gigit anggota badannya sendiri hingga akhirnya tewas. Raden Palembang Gunung yang mendengar kabar tersebut, lalu segera menengoknya. Sesampainya di lokasi, Raden Palembang Gunung tidak menjumpai keraton beserta isinya, yang ada hanya sebuah situ. Segenap isi keraton termasuk raja, permaisuri, para dayang, prajurit dan abdi dalam berubah wujud menjadi ikan yang hingga kini masih bisa dijumpai. Kemudian orangnya menyebutnya Situ Sangiang.
KONDISI FISIK KAWASAN
Letak dan Luas
Secara geografis Situ Sangiang ini terletak pada 6056’31” LS dan 108020’33” BT. Luas areal situ sebesar 19,7 Ha sedangkan luas kawasan obyek wisata Situ Sangiang sebesar 107 Ha.Secara administratif pemerintahan terletak di Desa Situ Sangiang Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Topografi
Situ Sangiang terletak 800 m atau sebelum Kecamatan Talaga dari arah selatan. Kawasan tersebut terletak pada ketinggian 600-800 mdpl. Ketinggian tanah terendah berada di Desa Banjaran dan tertinggi di Desa Sangian. Bentuk permukaan tanah umumnya beragam dengan dominan relatif datar, kemiringan lahan sampai dengan 10%.
Iklim
Iklim di kawasan Situ Sangiang dsk termasuk tipe iklim C2 dengan intensitas curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir sebesar 1802 mm/tahun. Curah hujan tertinggi sebesar 3050 mm/tahun dan terendah terjadi sebesar 716 mm/tahun.
Hidrologi
Ketinggian air tanah di sekitar Situ Sangiang berkisar antara 2-20 m dibawah permukaan tanah dengan sifat pengaliran tidak stabil.
Secara umum vegetasi hutan di kawasan ini didominasi Huru (Litsea sp), Mareme (Glochidion sp), Mara (Macacaranga tanarius), Saninten (Castonopsis argentea), Sereh Gunung (Cymbophogon sp)
Daya tarik wisata alam di Situ Sangiang dapat dikelompokkan menjadi 3 :
- Daya tarik alam : Panorama Situ, Keanekaragaman Flora dan Fauna
- Daya tarik khusus/artifisial : Aktivitas religi di makam Sunan Paring
- Daya tarik budaya : Upacara adat pareresan, Culture Landscape
Seperti pada umumny situ-situ di kaki gunung ciremai, keberadaan ikan di Situ Sangiang dikeramatkan oleh warga sekitarnya dan Pamali bagi yang mengambilnya.
Fasilitas
Shelter, Mushola, Toilet, Kantin, Tempat Parkir
dari berbagai sumber