Tujuan utama pendakian ke gunung ciremai adalah mencapai puncaknya yang terletak di ketinggian 3.078 mdpl. Apa yang biasa dilakukan pendaki di puncak gunung?
Memang area puncak gunung ciremai menawarkan panorama alam yang menakjubkan terutama panorama sunrise atau sunset yang mampu memanjakan mata kita. Hamparan warna hijau dan biru membentang dari arah selatan ke utara. Di arah selatan dari kejauhan tampak ‘pahatan’ Yang Maha Kuasa pada bukit dan pegunungan seperti permadani di kaki langit. Di arah utara, Pantai Utara Jawa yang berwarna biru lamat-lamat berselimut awan putih. Awan putih mengelilingi sekitar puncak namun terlihat lebih rendah dari puncak, seakan-akan dapat kita injak?
Di musim kemarau bila kita tepat setelah Shubuh berada di puncak, maka bersiaplan menyaksikan munculnya matahari pagi dari balik bukit dan pegunungan, terlihat begitu kuning seperti telur. Lalu bila kita sebelum Magrib berada di puncak, maka arahkan pandangan anda ke Laut Jawa sedikit ke sedikit arah barat, disana terlihat matahari tenggelam ditelan lautan. Subhanalloh…!!!
Dibalik segala keindahan itu tersimpan resiko bahaya yang mengincar kita kapan saja. Apakah itu? Baru-baru ini terdengar kabar bahwa ada seorang pendaki disalah satu gunung yang terjatuh akibat kelalaiannya sendiri. Berita ini cukup mengkhawatirkan bila mengingat akhir-akhir ini gunung ciremai diserbu pendaki dari berbagai penjuru daerah.
Kenalilah Area Puncak
Area puncak gunung ciremai berupa hamparan bebatuan sedimen tersier seluas ± 500 ha. Gunung Ciremai memiliki kawah ganda yaitu Kawah Barat yang beradius 400 m dan Kawah Timur yang beradius 600 m. Kedua kawah ini saling berpotongan pada jarak 600 m dari Kawah Timur. Selain itu pada ketinggian 2.900 mdpl lereng selatan (Jalur Pendakian Palutungan-Apuy) terdapat bekas titik letusan yang disebut Goa Walet. Bila dilihat dari foto satelit, kawah gunung ciremai berbentuk bunga teratai? Hehe..
Aroma belerang masih terciup dari are puncak sampai sekitar Goa Walet dan Pangasinan. Selain itu asap tipis membumbung ke udara menandakan gunung ciremai masih aktif. Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunungapi, Ciremai tergolong sebagai Gunungapi Kuarter Aktif, Tipe A dan berbentuk Strato. Pantaun aktivitas vulkanologi dilakukan sepanjang waktu dengan menggunakan deteksi kegempaan melalui Seismograf dan pantauan visual melalui teropong. Gunung Ciremai tercatat sekurangnya 7 kali meletus dengan periode antara tahun 1898 sampai dengan tahun 1937 dengan selang waktu istirahat aktivitas vulkanik 3 – 112 tahun.
Area puncak merupakan tempat favorit bagi para pendaki untuk sekedar menikmati panorama alam dan mengabadikannya lewat jepretan kamera. Area puncak berupa lapisan batuan yang tidak terlalu lebar. Pada area puncak terdapat lokasi yang dapat dijadikan tempat beristirahat yang disebut bibir kawah. Bibir kawah ini hanya memiliki lebar ± 3 – 5 meter. Tentunya lokasi sekecil itu kurang aman bila jumlah pendaki ratusan orang mengingat bibir kawah diapit jurang dan kawah.
Kedalaman kawah gunung ciremai mencapai 300 m.
Pada rentang waktu tahun 1990 – 2015 telah terdapat 20 orang pendaki yang terjatuh ke dalam kawah. Pernah ada 9 sembilan pendaki terjatuh ke kawah pada tahun 1990. Kejadian tersebut bermula dari kecerobohan pendaki dalam beraktivitas di area puncak lalu terpleset dan ‘terjun bebas’ ke dasar kawah. Di dasar kawah gunung ciremai memang tidak terdapat air atau larva yang menyala-nyala. Namun hal ini tidak menafikan ‘keangkerannya’. Dasar kawah ciremai mengandung unsur-unsur yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia seperti belerang (sulfur), pasir, batu dan air yang kemungkinan panas.
Oleh karena itu besikaplah hati-hati di puncak gunung ciremai !
dari berbagai sumber
Baca juga 76 tahun telah berlalu dan catatan letusan gunung ciremai