Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan kunjungan kerja di TNGC pada tanggal 12 September 2015. Dalam kunjungan tersebut diiringi seluruh pejabat eselon I dan II lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kunjungan ini menjadi kabar mengejutkan pasalnya Bu Menteri menyelipkan waktu diantara kesibukan dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
Balai TNGC mempersiapkan kedatangan Bu Menteri setelah diterima kabar resminya pada satu minggu yang lalu. Persiapan kedatangan Bu Menteri dilakukan sesederhana mungkin dan tidak berlebihan. Walaupun demikian kesibukan di kantor Balai TNGC tak dapat dihindarkan.
Tanggal 11 September 2015 tepat pukul 12.00 wib malam bus rombongan Bu Menteri tiba di Kuningan setelah sebelumnya satu bus rombongan pers tiba terlebih dahulu petang harinya. Perjalanan Jakarta-Kuningan dengan menggunakan bus membuat cukup lelah rombongan Bu Menteri.
“Ternyata di Kuningan udaranya sejuk” ucap Bu Menteri di ruang lobi hotel sesaat setelah turun dari bus.
Sabtu pagi hari rombongan Bu Menteri beranjak ke Blok Lambosir Desa Setianegara Kec. Cilimus Kab. Kuningan atau Resort Pengelolaan TN Wilayah Cilimus SPTN I Kuningan. Jalanan yang berkelok dan sedikit menanjak serta melewati perkebunan warga membuat kesan tersendiri.
Kepala Balai TNGC, Ir. Padmo Wiyoso menyambut kedatangan Bu Menteri beserta rombongan langsung di lokasi penanaman.
Sungguh kebetulan diatas langit Lambosir terdapat elang yang sedang terbang. “Coba foto pakai drone” perintah Bu Menteri kepada stafnya. Dan drone pun terbang dengan cepat menghampiri elang. Dari kejauhan tampak elang dan drone tak ada beda, sama-sama lincah. Bu Menteri mengamati elang dan drone dengan binokuler/teropong.
Planting Enrichment dilakukan Bu Menteri beserta rombongan. Jenis tanaman yang ditanam adalah Beringing (Ficus benjamina). Tak lama kemudian Bu Menteri mengecek contoh sekat bakar yang dibuat oleh Balai TNGC. Tak lupa Bu Menteri menyalami personil Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan TNGC dan berpesan agar selalu siap melaksanakan pengendalian kebakaran hutan.
Herannya Bu Menteri ingin mencoba membuat sekat bakar sendiri. Beliau langsung menggunakan mesin rumput untuk menjajal pembuatan sekat bakar. “Susah juga ya” keluhnya.
“Kawasan ini (lambosir) harus dikelonin sesuai kata pa Padmo karena memang memilki kerawanan kebakaran yang sangat tinggi” pesan Bu Menteri.
Beberapa saat kemudian terciup aroma sesuatu yang terbakar. Rupanya kelompok masyarakat Desa Sagarahiang sedang mempersiapkan Kesemek Bakar untuk dijadikan kudapan Bu Menteri berserta rombongan. Setelah dihidangkan kontan langsung saja Kesemek Bakar ludes dilahap. Rasa Kesemek Bakar yang eksotik memberikan pengalaman baru bagi Bu Menteri beserta rombongan. “Baru kali ini saya mencicipi Kesemek Bakar” kata Bu Menteri heran.
Selanjutnya Bu Menteri beserta rombongan diarahkan untuk melihat peralatan pemadam kebakaran hutan. Sambil mengangkat-nganngkat Nozzle selang dari mesin pompa apung.
Setelah itu Bu Menteri beserta rombongan menuju persemaian bibit restorasi. Disana telah ada Pak Ahmad Hidayat, S.Hut.T sebagai “Ahli Tanaman di TNGC” yang terlah menanti. Tak lama dengan sigap, lugas dan jelas Pak Ahmad menerangkan jenis bibit tanaman persemaian. “Bibit di persemaian ini dilatih agar dapat bertahan hidup ketika ditanam. Caranya dengan melatih akarnya supaya perlahan-lahan mampu menembus polybag” terang pak Ahmad dengan yakin.
Setelah itu Bu Menteri beserta rombongan disuguhi pertunjukan kecil yaitu Kecapi Buhun. Alunan suara kecapi yang mendayu-dayu ditemani angin sepoi-poi serta udara yang sejuk seakan membawa ke alam khayal yang indah. Tepuk tangan yang meriah mengakhiri pertunjukan kecapi. Rupanya pertunjukan belum selesai. Tiba-tiba keluar seseorang dari balik batu dan langsung berbicara lantang mengucapkan kalimat sajak berbahas sunda.
Selanjutnya adalah acara Media Gathering di pondok jaga Lambosir. Dalam acara tersebut dilakukan tanya jawab antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pers.
Bu Menteri juga memberikan bingkisan kepada MPA (Masyarakat Peduli Api) yang telah melakukan tugas dengan baik dan loyal dalam pengendalian kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Tiba-tiba dari arah bawah jauh terlihat kepulan asap. Semua yang hadir berdebar menyaksikannya. Angin berhembus sangat kencang dan terjadilah kebakaran lahan. BRIGDALKARHU di bantu MPA dengan sigap menghampiri lokasi kejadian dan melakukan upaya pemadaman dini. Rupanya lahan yang terbakar tersebut merupakan milik perkebunan PT. Geger Halang (Yasbhun Group).
Tak lama Bu Menteri beserta rombongan bertolak pergi dari Lambosir menuju kantor Balai TNGC. Sedangkan upaya pemadaman terus berlanjut. Menjelang tengah hari, kebakaran sudah mulai dapat dikendalikan.
Tiba di Kantor Balai TNGC, Bu Menteri disambut para pegawai TNGC yang mengenakan Pangsi (pakaian khas sunda). Bu Menteri melihat-lihat beberapa ruangan kantor Balai TNGC.
Tak lama setelah itu Bu Menteri beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta.