Mukadimah
Gunung Ciremai sebagai tiang penopang bumi langit Parahyangan setinggi 3078 meter diatas permukaan air laut (mdpl), berdiri tegak menjulang berani seorang diri paling timur di tanah sunda, menghadap ganasnya arus Laut Jawa : merupakan salah satu gunung favorit untuk di jejaki oleh para petualang pendakian. Terbukti ada 2 momen dalam satu tahun dimana pendaki dari berbagai penjuru menyesaki gunung ciremai yaitu Peringatan Kemerdekaan RI-17 Agustus dan Pergantian Tahun.
Setiap hari, admin tak kurang menerima email 8-10 calon pendaki yang bertanya mengenai informasi pendakian gunung ciremai seperti “Pendakian dibuka atau tidak?” atau “minta no hp kontak person”.
Hal ini meyakinkan kami bahwa memang begitu tingginya animo masyarakat terhadap kegiatan pendakian.
Data jumlah pendaki pada pergantian tahun 2015 adalah ± 3000 orang pendaki dari 3 pintu masuk jalur pendakian (Linggasana, Apuy, Palutungan dan Linggarjati). Jumlah itu belum ditambah pendakian pada akhir pekan. Selain meningkatnya PNBP, banyaknya jumlah pendaki sudah tentu membawa berbagai permasalahan seperti sampah plastik yang bertumpuk di tiap pos atau shelter. Yang paling parah adalah kejadian kebakaran hutan di puncak gunung yang menghebohkan pada bulan Agustus lalu. Api di puncak ciremai melalap hamparan vegetasi edelweis dan cantigi. Petugas gabungan dibuat sangat kerepotan dan perlu waktu 2 minggu untuk mengendalikan kebakaran tersebut.
Banyaknya jumlah pendaki juga mengakibatkan rusaknya jalur pendakian. Sebagai gambaran saat ini seluruh jalur pendakian yang ada di gunung ciremai adalah berupa cekungan mirip sungai yang kering dan kita berjalan diantara dua dinding setinggi ± 2 meter.
Selain itu pengelolaan pendakian yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai mitra pemberdayaan belum berjalan optimal. Maklum pembinaan dan pengawasan dari Balai TNGC juga belum optimal.
Beberapa permasalah dalam pengelolaan pendakian saat ini diantaranya :
- Sampah plastik/anorganik : meskipun secara rutin diberikan himbauan, kantong sampah dan sanksi kepada pendaki, namun tetap saja pada prakteknya masih banyak ditemukan sampah plastik yang bertumpuk di pos-pos pendakian. Mitra Pendakian Gunung Ciremai (MPGC) selalu sigap mengangkut dan membersihkan jalur pendakian. Namun hal ini tidak menyurutkan niat pendaki untuk berhenti meninggalkan sampahnya di gunung.
- Quota : berdasarkan keputusan Kepala Balai bahwa jumlah pendaki ke gunung ciremai dibatasi 1.500 orang/hari (Palutungan : 400 orang/hari, Apuy : 400 orang/hari, Linggarjati : 500 orang/hari dan Linggasana : 200 orang/hari). Pada kenyataannya hal ini sering diabaikan.
- Ego Sektoral : MPGC satu dan yang lainnya sering berebut dalam hal promosi kepada calon pendaki. Memang sampai dengan saat ini masih dalam persaingan yang wajar. Namun harus diingat bahwa saingan yang sesungguhnya adalah pendakian gunung di daerah lain.
Lalu kegiatan apa yang bisa dilakukan di gunung selain pendakian?
Bagi sebagian besar kalangan masyarakat pendakian adalah menu wajib saat mendatangi gunung. Sebenarnya ada banyak kegiatan di gunung selain pendakian, yaitu :
- Bird Watching : pengamatan burung memang dilakukan oleh kalangan minat khusus dengan peralatan khusus pula. Namun tidak perlu khawatir bagi masyarat awam pun dapat melakukannya. Bagi anda yang setiap hari melakoni rutinitas di dalam gedung atau mendengar bisingnya suara kendaraaan setiap harinya. Tentu akan sangat menikmati bila telinga anda disuguhi suara merdu dari burung-burung yang berkicau di alam bebas. Obyek wisata alam yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Lambosir dan Linggasana.
- Camping dan Out Bond : kegiatan camping tentu akan sangat membosankan bila hanya sekedar mendirikan tenda, memasak dan tidur. Tapi bila diselingi dengan kegiatan Out Bond tentu ini akan menjadi pengalaman yang menarik. Obyek wisata alam yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Ipukan, Buper Leles, Linggasana.
- Berburu Harta Karun : yang dimaksud berburu disini tentu bukan berburu binatang, melainkan mencari harta karun kita yaitu mengenal dan menambah pengetahuan akan kekayaan keanekaragaman hayati seperti anggrek Vanda tricolor atau mengamati satwa Surili dan bahkan Macan Tutul. Tempat yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Seda-Trijaya, Sadarehe.
- Wisata Keluarga : berwisata bersama keluarga tentu lebih menyenangkan dibandingkan dengan yang lain. Ini akan lebih mengakrabkan ikatan kekeluargaan. Obyek wisata alam yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Buper Palutungan, Cibulan, Balong Dalem, Paniis-Singkup, Telaga Remis, Curug Cipeuteuy, Situ Sangiang.
- Wisata Sejarah, Religi dan Kearifan Lokal : ada beberapa benda peninggalan sejarah dan prasejarah di gunung ciremai. Wisata ini sangat disukai oleh para pecinta sejarah. Obyek wisata alam yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Sagarahiang-Situs Lingga, Blok Arca, Cikajayaan dan Situ Sangiang.
- Fotografi : yang hobi memotret, gunung ciremai menyediakan berbagai pesona alam yang indah dan patut untuk diabadikan lewat jepretan kamera. Mulai dari lebatnya hutan hujan tropis, derasnya air terjun, tebalnya kabut, jurang yang curam, batu-batu yang bertebaran dan kawah ganda ciremai. Tempat yang di rekomendasikan untuk kegiatan ini adalah Batu Luhur, Berod, Sigedong, Karang Saninten.