Taman Nasional Gunung Ciremai Waspada Musim Kemarau

gunung lambosir copy

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dimuat dalam websitenya menyebutkan :

 

Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.

Fenomena yang mempengaruhi iklim di Indonesia :

 

  1. El Nino dan La Nina
  2. Dipole Mode
  3. Sirkulasi Monsun Asia – Australia
  4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
  5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Indonesia

 

Prakiraan musim kemarau tahun 2016 di Indonesia

 

  1. Awal Musim Kemarau 2016 di 342 Zona Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai bulan Mei 2016 sebanyak 134 ZOM (39.2%) dan Juni 2016 sebanyak 91 ZOM (26.6%). Sedangkan beberapa daerah lainnya awal Musim Hujan terjadi pada Februari 2016 sebanyak 4 ZOM (1.2%), Maret 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), April 2016 sebanyak 58 ZOM (17.0%), Juli 2016 sebanyak 29 ZOM (8.5%), Agustus 2016 sebanyak 11 ZOM (3.2%), September 2016 sebanyak 3 ZOM (0.9%) dan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM (0.3%).
  2. Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), Awal Musim Kemarau 2016, sebagian besar daerah yaitu 170 ZOM (49.7%) mundur jika dibandingkan dengan rata-ratanya dan 94 ZOM (27.5%) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang maju terhadap rata-rata 78 ZOM (22.8%).
  3. Sifat Hujan selama Musim Hujan 2015/2016 di sebagian besar daerah yaitu 221 ZOM (64.6%) diprakirakan Normal dan 78 ZOM (22.8%) Bawah Normal. Sedangkan Atas Normal yaitu sebanyak 43 ZOM (12.6%).

 

Di Taman Nasional Gunung Ciremai sendiri, kejadian kebakaran hutan cukup intens terjadi hampir setiap musim kemarau tiba. Walaupun kejadian kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai masih  dalam skala kecil dan dampaknya belum terasa langsung oleh masyarakat sekitarnya. Namun hal ini harus menjadi perhatian pihak intansi terkait.

 

Dari pantauan di lapangan, area padang rumput dan alang-alang mulai tampak kekuning-kuningan dan mulai mengering. Ini adalah pertanda siaga bahwa area tersebut termasuk area berpotensi mudah terbakar. Mulai dari Blok Lambosir di SPTN Wilayah I Kuningan hingga Blok Sadarehe di SPTN Wilayah II Majalengka juga area sekitar puncak gunung ciremai menjadi perhatian khusus petugas.

 

Angin yang bertiup ±25 km/jam dan kelembaban tanah yang mulai menurun merupakan faktor tambahan untuk kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau.

 

Selain itu, datangnya musim kemarau menjadi penyebab utama menurunnya debit air dari sumber mata air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Lebih dari 100 sumber mata air yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai, 50% akan mengalami penurunan debit air.

Ikuti Kami