Pagi hari pukul 10.00 17 Mei 2018, anak didik Raudhatul Athfal Alifa Cirebon tiba di lokasi wisata alam 1001 Manguntapa. Kedatangan disertai guru dan orang tua berjumlah 20 orang disambut petugas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Dadan. Pada kunjungan tersebut, mereka memperoleh mengenai apa itu Taman Nasional Gunung Ciremai, apa saja yang ada di Gunung Ciremai, apa fungsi dan manfaat Gunung Ciremai khususnya bagi generasi masa depan. Anak didik dan orang tua sangat antusias dengan apa yang disampaikan Dadan bahkan beberapa menyebutkan suasana di 1001 Manguntapa sejuk dan asri. Berbeda dengan suasana di Kota Cirebon yang cenderung panas.
Selain mendapatkan penjelasan mengenai apa itu Gunung Ciremai, anak didik beserta guru dan orang tua diajak berkeliling di 1001 Manguntapa. Saat berkeliling, mereka menemukan sekelompok kawanan monyet ekor panjang dan beberapa jenis burung, diantaranya raja udang, bondol jawa dan tekukur. Di sana juga ada embung yang berisi air yang berasal dari mata air Gunung Ciremai, anak didik pun dijelaskan bagaimana proses adanya air. Tanpa adanya hutan di Gunung Ciremai sebagai menara penangkap air, manusia dan makhluk hidup lainnya kemungkinan akan kekurangan air.
“Kalau hutannya rusak, bisakah manusia hidup?” tanya Dadan kepada anak didik, secara serempak mereka menjawab “tidak!” disambut tawa riuh guru dan orang tua.
Tidak semua pihak paham dan mengerti apa itu taman nasional, apa fungsi dan manfaat hutan, dan mengapa harus dilestarikan. Melalui kegiatan kunjungan di lokasi wisata alam seperti ini, edukasi konservasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ajak dan kenali generasi muda akan alamnya agar mereka dapat menjaga lingkungannya secara bijak.
*[teks & foto © BTNGC – Dadan | 052018]*