Kunjungan role model pertanian sehat oleh Kepala Subdit Yayat Surya dilanjutkan dengan pertemuan dan diskusi di Gazebo Curug Cipeuteuy, 5 Agustus 2018. Yayat Surya didampingi Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kuswandono beserta jajaran struktural dan fungsional.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Kepala Desa Bantaragung, pengelola Curug Cipeuteuy Koperasi Agung Lestari, kelompok Lingga Buana pengelola “Camp Fire Care” dan kelompok Fajar Agung Mandiri pengelola “pertanian sehat”.
Kegiatan pertemuan dan diskusi dimoderatori oleh Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Majalengka, Jaja sekaligus memberikan gambaran singkat mengenai Role Model ‘’Pertanian Sehat dan “Camp Fire Care TNGC. Kegiatan pertanian sehat dilaksanakan sejak bulan Juli 2018 di blok Cukang Baok, sedangkan “Camp Fire Care tahap penguatan kelembagaan serta penataan lahan untuk dijadikan tempat “Camp Fire Care di Bukit Batu Semar.
Kepala Desa Bantaragung, Maman Surahman menyampaikan bahwa desa Bantaragung sudah melakukan pertanian sehat dari dulu sudah mengembangkan tetapi belum ada yang mendukung. “Mudah-mudahkan dengan adanya kerjasama dengan TNGC program bisa berhasil walaupun belum seteril karena aliran air dari hulu masih ada pencemaran padi kimia” lanjut Maman.
Sosialisasi pertanian sehat kepada petani mulai mendapat respon positif dan menyadari bahayanya zat kimia merusak unsur hara tanah. Secara cepat masyarakat desa Bantaragung merespon secara positif perubahan status Gunung Ciremai yang semula hutan produksi menjadi hutan konservasi. Sebelumnya menjadi petani, sekarang mengelola wisata alam Curug Cipeuteuy.
Menjadi pioneer dalam pengelolaan wisata alam berbasis masyarakat mendapatkan banyak apresiasi dan penghargaan. “Tanpa dukungan kepala desa dan pendampingan petugas TNGC kami belum tentu bisa seperti ini” tegas Martha, ketua Koperasi Agung lestari. Begitupula harapan dari kelompok pengelola pertanian sehat, agar dapat didukung untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan konservasi TNGC.
Pesan yang disampaikan Yayat Surya, keberadaan Taman Nasional bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan tiga pilar konservasi yaitu perlindungan, pendaratan dan pemanfaatan. Alam dan sumber air yang menjadi kekuatan Gunung Ciremai harus dipertahankan dan dijaga. Seperti yang sudah dilakukan Koperasi Agung Lestari, pengelolaan wisata alam tidak hanya aebatas bagaimana kunjungan meningkat namun juga dapat mempertahankan bentang alam yang ada bahkan harus lebih ditingkatkan, perlindungan terhadap ancaman kebakaran, pencurian dan perburuan liar. “Jangan pernah puas, terus berkarya dan harus ada sesuatu yang inovasi yang baru” lanjut Yayat Surya
Pengunjung tidak hanya sekedar menikmati alamnya namun juga dididik agar dapat mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Diantaranya dengan mengurangi penggunaan sampah plastik dan mulai dengan konsumsi makanan organik dan meninggalkan makanan serba instan.
Peluang terbuka lebar bagi masyarakat untuk berkontribusi di dalam kawasan tanpa harus bertentangan dengan peraturan perundangan kehutanan seperti penyediaan rumah makan di luar kawasan ataupun jasa pemanduan. Masyarakat secara mandiri menjaga alamnya bahkan sampai pada tahap mengkaji dan mempelajari apa yang ada di hutannya.
Nah sobat, sekarang kamu mau ambil bagian yang mana, jangan hanya sekedar mengkritisi tanpa solusi ya. Salam konservasi
[Teks & foto @ Gandi Mulyawan – BTNGC | 082018]