.
Pasca “water bombing” oleh helikopter Mi 8 BNPB, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan, San Andre Jatmiko memerintah supaya kebakaran hutan di gunung Ciremai wilayah Kuningan tidak terjadi lagi dengan melakukan “mop up” kemarin (17/10).
.
#sobatCiremai, kita tahu Taman Nasional Gunung Ciremai wilayah Kuningan seluas 1.340 hektar telah terbakar selama dua minggu, sejak 30 September sampai 15 Oktober 2018.
.
Sisa kebakaran hutan hebat itu meninggalkan kepulan asap pada tunggak kayu yang mesti segera dihilangkan. Salah satu cara untuk melenyapkannya ialah dengan “mop up”.
.
“Mop up” merupakan tindakan mencari dan memadamkan sisa api sekecil apapun pada bahan bakar yang masih menyala untuk mensterilkan areal bekas kebakaran dari potensi timbulnya api lagi.
.
Perintah untuk melakukan “mop up” itu dijatuhkan kepada seluruh petugas SPTN Wilayah I Kuningan. Atas dasar perintah tersebut, dengan dipimpin oleh Oman Dede Permana, Polhut Pertama, bergegas menuju lokasi yang terbakar.
.
“Mop up” dalam arti bahasa mempunyai arti menghentikan. Kegiatan ini dilakukan mencari asap sebagai indikator adanya sumber panas, kemudian mendatangi dan mematikan sumber panas tersebut.
.
Untuk mencari asap tersebut dilakukan dengan cara memantau pada lokasi yang dapat melihat seluruh areal yang terbakar. Selain itu, pemantauan juga dilakukan dengan menjelajahi lokasi areal kebakaran hutan.
.
Setelah lokasi sumber panas dan api yang masih menyala tadi ditemukan, lalu dimatikan dengan disiram air dari “jet shooter” dan mesin semprot air untuk memastikan api agar tidak menyala lagi.
.
Untuk memastikan api benar-benar padam digunakan peralatan yang di bawa antara lain, cangkul, garukan, golok dan mesin pemotong kayu.
.
#sobatCiremai, sehari sebelumnya (16/10) telah dikirim tim untuk menyusun rencana strategi “mop up”, kebutuhan sarana dan prasana, personil, sasaran dan waktu yang diperlukan.
.
Menurut informasi tim tersebut, strategi “mop up” mesti dilakukan dengan menggambil air Panyusupan atas. Karena potensi kebakaran hutan bersumber dari api yang masih menyala pada tangkai dan batang pohon terutama Pinus dan Kaliandra.
.
Personil yang berangkat untuk melakukan “mop up” ada 18 orang terdiri dari petugas Polisi Kehutanan dan Pengendali Ekosistem Hutan, Tenaga Honorer serta di bantu LSM Akar dan BPBD Kuningan.
.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh tim “mop up” adalah api yang berada di pangkal Pinus yang memiliki diameter besar sulit dipadamkan. Tidak cukup lima unit “jet shooter” untuk memadamkan satu titik api.
.
Lelah dan letih tak dirasakan tim ini. “Demi pengabdian pada tempat kerja, maka lelah dan letih itu tidak tergambar di wajah kami,” ungkap Agus Sumarna, salah satu anggota.
.
#sobatCiremai, tak terasa lebih dari 50 titik api telah dipadamkan serta dikendalikan operasi “mop up” ini. So, mencegah selalu lebih baik daripada memadamkan yang menguras semua energi.
.
Semoga tidak terjadi lagi kebakaran hutan. Do’a kita agar hujan segera turun membasahi bumi gunung Ciremai dan sekitarnya. Aamiin ya rabbal’alamin.
.
[teks & foto © Idin – BTNGC | 102018]
.
#klhk
#ayoketamannasional
#gunungciremai
#stopkarhutla
#saveciremai
#mopup
#polhutindonesia
#pehindonesia
#honorerindonesia
#pesonakuningan
#pesonaindonesia
#wonderfulindonesia