Setelah kisah episode budidaya Kakao dan Kambing Etawa, selanjutnya menuju obyek wisata alam Kalibiru yang terletak di desa Kalibiru, Hargowilis, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.
Rombongan harus berganti tumpangan dari Bus ke kendaraan Jeep yang berisi empat orang untuk mencapai Kalibiru. Sebelas mobil “Jeep” rombongan dimanjakan dengan jalanan yang menanjak dan berbelok. Sungguh paket wisata yang menarik karena selain lokasi yang indah, sepanjang perjalanan pun pengunjung dapat menikmati pemandangan asri sekitarnya.
Ada ungkapan ‘tidak ada yang kebetulan’, inilah yang terjadi pada rombongan. Sebenarnya obyek wisata Kalibiru tutup pukul 16.00, sedangkan rombongan terlambat datang karena perjalanan padat dan jauh sehingga ‘ngaret’ 30 menit. Namun justru malah mendapat momen “sunset” yang begitu indah dengan latar belakang danau biru dan cahaya senja yang akan tenggelam.
“Sunset” Kalibiru dapat jadi paket wisata tersendiri yang harus dipromosikan kembali. Suasana ini tidak akan didapat jika jam kedatangan rombongan lebih awal sebagaimana yang direncanakan.
Mengapa disebut Kalibiru? Sebab danau yang terlihat biru dari jauh faktanya merupakan aliran sungai yang membentuk danau dan ditumbuhi alga atau ganggang biru yang jika terkena sinar matahari akan lebih jelas memantulkan warna biru.
#sobatCiremai, yang menarik ternyata obyek wisata alam Kalibiru ini milik Perum Perhutani dengan status hutan produksi. Sedangkan danau biru yang menjadi ikonnya adalah danau Sermo yang berada di kawasan konservasi cagar alam Balai KSDA Yogjakarta. Jadi, pengelola dan masyarakat Kalibiru mendapatkan berkah dari keindahan pemandangan danau biru yang jauh, tanpa perlu memiliki danau tersebut.
Selain pemandangan alam yang indah, penataan obyek wisata pun sangat menarik, mulai dari traking jalan menuju obyek, sarana dan prasarana wisata alam yang lengkap dan menarik yang sesuai standar “Sapta Pesona” serta penggunaan bahan yang alami hingga kebersihan obyek yang baik.
#sobatCiremai, pelajaran penting yang dapat kita raih dari Kalibiru yakni mari manfaatkan gunung Ciremai walaupun dari jauh, manfaatkan keindahannya untuk membangun obyek wisata di luar TNGC. Ciptakan obyek yang sesuai dengan harapan “Sapta Pesona” yakni keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan Kenangan.
So, kembangkan potensi yang ada, selalu kreatif dan inovatif dengan tema baru, karena tema “selfie” mungkin akan pudar seiring perkembangan zaman.
[Teks © ISO, Foto © BTNGC | 112018]