sobatCiremai pernah mendengar tentang Kecubung hutan kan?. Selain namanya sama dengan salah satu batu akik yang indah, tumbuhan ini juga dikenal dengan bunga yang menawan. Ingin mengenalnya lebih dekat?. Yuk simak informasinya.
Kecubung hutan (Brugmansia suaveolens) merupakan jenis tumbuhan dari “family Solanaceae”. Kita akan menjumpai tumbuhan ini dengan perawakan “habitus” semak atau pohon dengan banyak ranting. Biasanya akan tumbuh subur pada daerah dataran rendah dan beriklim panas.
“Morfologi” Kecubung hutan sangat menarik. Daunnya berwarna hijau berbentuk bulat telur dengan bagian tepi berlekuk-lekuk tajam dan letaknya berhadapan. Selain itu, bagian ujung daun meruncing dengan pertulangan menyirip. Buah tumbuhan ini bulat berwarna hijau dengan salah satu ujungnya bertangkai pendek. Pada bagian luar buah, dihiasi duri-duri. Sedangkan bagian dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecoklatan. Bunganya menyerupai terompet dengan warna putih atau lembayung serta harum pada malam hari yang menarik perhatian serangga.
Apakah itu saja yang menarik, sobat?. Tidak hanya itu saja loh!. “Spesies” ini juga bisa diolah sebagai bahan obat-obatan. Namun bagian tertentu bisa menjadi racun apabila dimakan dengan takaran yang berlebihan.
Nah, bagian mana yang bisa dimanfaatkan?. Ya, daun dan kulit Kecubung dapat digunakan sebagai bahan obat. Daun biasa diolah sebagai obat tradisional untuk mengobati asma, reumatik, sakit pinggang, pegal linu, bisul hingga sakit gigi. Sedangkan bagian kulit pohon dapat diolah untuk mengobati patah tulang dan keseleo pada pergelangan kaki.
Terus bagian mana yang beracun?. Bagian biji mengandung racun zat “alkaloid”. Zat ini dapat menyebabkan efek halusinasi bahkan kematian. Jadi, kita tidak perlu mengkonsumsinya ya.
Sobat Ciremai, Kecubung punya dua sisi yang saling berlawanan. Ternyata di balik keindahan Kecubung terdapat manfaat dan bahaya. Tumbuhan ini bisa menjadi malaikat penolong apabila dikonsumsi dengan benar. Tapi bisa juga menjadi racun apabila salah mengkonsumsinya. So, mari kenali tumbuhan sekitar agar dapat kita manfaatkan secara bijak.
[teks & foto © Taufikurohman – BTNGC 122018]