sobatCiremai pernah dengar segitiga bermuda yang misterius itu?. Nah, Kawah Burung juga tak kalah misterius dengan tempat itu. Yo, kita simak.
Kawah Burung, istilah orang Sunda untuk menyebut kawah gunung yang sudah tak aktif lagi. Kawah ini diprediksi sebagai puncak gunung Ciremai purba.
Letak Kawah Burung berdekatan dengan desa Argalingga dan desa Cikaracak, Argapura, Majalengka. Kawasan ini merupakan hutan belantara yang disesaki pepohonan dan semak belukar. Rapatnya “vegetasi” pada beberapa titik area ini membuat sinar matahari sulit menembusnya. Tak ayal, kelembabannya cukup tinggi baik siang maupun malam. Nahas, lembab itu kerap mengundang kabut tebal yang menemani ‘suara dan bau aneh’.
Banyak kejadian ganjil di sekitar Kawah Burung. Peristiwa paling heboh terjadi saat pesawat “Cessna 172 Skyhawk PK-NIP” milik “Nusa Flying International School” jatuh November 2011 lalu. Pesawat tersebut berawak satu pilot dan dua siswa sekolah penerbangan.
‘Capung besi’ itu tinggal landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk melakukan “training cross country” pada pukul tujuh pagi. Direncanakan, pesawat akan mendarat di Lanud Cakrabuana, Cirebon. Namun, pesawat lantas hilang kontak saat di udara dekat gunung Ciremai.
Dua minggu kemudian, pesawat itu ditemukan di kaki tebing Kawah Burung dalam keadaan ‘kapal pecah’. Badan pesawat beserta kru telah ‘membisu diam seribu bahasa’ saling bertumpukan di ‘kokpit’. Saat evakuasi, ketiga warna kulit korban naas tersebut telah menyerupai tanah dan jasadnya ‘meleleh’ ketika dipindahkan.
“Berhari-hari, petugas gabungan mencari lokasi jatuhnya pesawat. Tapi nihil”, tutur Yono (55), warga setempat menceritakan kembali kejadian itu (13/12).
Menurut Yono, reruntuhan pesawat tersebut disembunyikan oleh “anu ngageugeuh” (yang bersemayam, red) di Kawah Burung. Saat itu meski semua area telah disisir namun tak ada secuilpun serpihan diketemukan.
“Usai munazat kepada Gusti Allah, terbukalah lokasi jatuh pesawat itu. Anehnya, bangkai pesawat tersebut tak jauh dari ‘camp’ petugas gabungan. Padahal selama berhari-hari, petugas hilir mudik di dekat situ”, kenang Yono.
Memang warga setempat masih ada yang meyakini Kawah Burung punya medan magnetis dan gas beracun yang sangat berbahaya bagi apapun dan siapapun yang mendekat, termasuk pesawat terbang. Namun sampai kini, belum diketahui secara pasti magnet dan bau gas misterius itu.
Kawah burung merupakan hutan larangan dan terkenal paling angker bagi warga sekitar kaki gunung Ciremai.
Masih menurut Yono, dulu kawah ini sering menjadi tempat pembuangan orang yang tak diketahui asal-usulnya. Mereka yang dibuang itu diperkirakan tewas karena kelaparan atau dimangsa hewan buas. “Maka tak heran, arwah mereka penasaran”, lanjut cerita Yono.
Untuk menghindarkan bahaya bila kita berada di sekitar Kawah Burung, Yono punya tipsnya. “Pamali menyebut uyah (garam, red), lauk (ikan, red), berbagai macam hewan peliharaan atau ternak, kantong dan menyebut nama teman dengan berteriak”, ungkapnya.
sobatCiremai, segala kearifan lokal sebaiknya kita hormati apalagi selaku tamu di gunung Ciremai. Sebab, alam memang masih menyimpan banyak ‘rahasia’ yang belum berhasil kita ungkap. Yang Maha Kuasa sajalah yang tahu sebenarnya. So, tetaplah mencintai alam sesuai ketentuan yang berlaku.
[teks © Gandi Mulyawan, foto © Aon MPGC Bukit Merkuri Sayangkaak – BTNGC | 122018]