Legenda Tahu Lamping Di Kaki Gunung Ciremai


.
Ekspedisi damai Laksamana Cheng Ho dari dataran Yunan ke nusantara pada abad ke 15 membawa pengaruh cukup besar. Cheng Ho datang bersama ribuan pria Tiongkok dalam rombongannya. Anehnya tak ada satupun wanita ikut dalam pelayaran itu.
.
Konon banyak anak buah Cheng Ho yang tak kembali ke negerinya. Sebagian dari mereka malah menikah dengan penduduk nusantara. Nah, sejak saat itu nusantara mendapat ‘sentuhan’ Tiongkok seperti teknologi, sosial dan budaya termasuk kulier.
.
Pada 1405, armada Cheng Ho berlabuh di Muara Jati, salah satu pelabuhan internasional Kerajaan Pajajaran. Mereka membuang jangkar di Cirebon untuk mengisi persediaan air bersih. Rupanya butuh waktu cukup lama untuk mengisi tanki air kapal Cheng Ho yang besar dan banyak jumlahnya itu. Oleh karenanya, ada sebagian anggota rombongan yang memilih menetap di sana dan menyebar ke Indramayu dan Kuningan.
.
“Menurut cerita leluhur kami, memang rombongan Cheng Ho pernah datang ke sini”, ungkap Supriadi, warga desa Cibuntu, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat menunjukkan sebuah batu petilasan (01/02).
.
Menurut kabar angin, Huang Lam Ping, seorang pria yang berkeluarga dengan penduduk lokal memilih pindah ke kaki gunung Ciremai. Dia melakukan itu karena ingin bertani layaknya di negerinya dulu. Dia menanam tumbuhan pertanian seperti padi, palawija dan sayuran.
.
Singkat cerita, Huang Lam Ping memperkenalkan penganan tahu kepada warga setempat sambil beratraksi Wing Chun. Tangan ajaibnya mampu memegang alat masak di atas bara api tanpa kesakitan.
.
Makanan itu terbuat dari kedelai yang dia tanam sendiri di kebunnya.
.
Warga setempat menyukai makanan baru yang dikenalnya itu karena rasanya yang gurih dan lezat. Ya, tahu memang sangat enak bila disantap dengan nasi dan sambal atau hanya dengan cabai dan lontong pun sudah nikmat rasanya.
.
Proses pembuatan tahu dimulai dari merebus kedelai. Kedelai rebus kemudian ditiriskan dan digiling sampai lembut. Ampasnya berupa air setelah disaring ulang, dibuang. Sisa ampas yang tersaring akan dijadikan bahan baku “golono”, panganan seperti comro.
.
Sementara, gilingan kedelai halus kemudian dibuat tahu dengan cara cairan kedelai disimpan di dandang. Kemudian, cairan ditiriskan dan dibiarkan menggumpal. Setelah gumpalan berwarna putih terbentuk, lalu dipotong persegi empat menggunakan pisau atau lempengan besi bersih. Lalu tahu digoreng deh dengan minyak mendidih.
.
Orang menyebut tahu ini tahu Lamping yang diambil dari nama pencetusnya. Tapi ada juga yang menyebut tahu ini dengan tahu Kopeci. Sejak saat itu, Huang Lam Ping sangat dihormati warga karena keahliannya membuat tahu.
.
“Tahu Lamping, terasa ‘krispi’ di luar namun lembut di dalam. Jadi tahunya berisi ya, tidak kopong”, ucap Winda, penjual tahu Lamping (01/02).
.
Kini, tahu Lamping menjadi salah satu kuliner khas Kuningan yang kerap diburu masyarakat dan wisatawan. Tahu Lamping banyak dijajakan sepanjang jalan Kuningan menuju Cirebon.
.
#sobatCiremai tahu Lamping ialah camilan khas Kuningan yang tak kalah lezatnya dengan makanan modern. Sobat pernah mencicipinya?. So, ayo datang dan nikmati tahu Lamping yang murah meriah ini untuk menguatkan perkenonomian kuliner lokal.
.
[Teks © Tim Admin, Foto © Rudi & Winda – BTNGC | 022019]

Ikuti Kami