“Taneuh miley” begitu istilah warga setempat untuk tanah yang selalu lembek dan selalu bergerak atau labil. Disinyalir dalam hitungan jam tanah ini selalu bergerak. Tanah ini berada hampir di seluruh blok wilayah Gunung Wangi dan Mekar Wangi, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Majalengka.
Bila mengacu peta jenis tanah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), daerah tersebut berjenis tanah andosol. Tanah jenis ini mempunyai struktur remah sehingga peka terhadap erosi . Apalagi blok Gunung Wangi dan Mekar Wangi bercurah hujan tinggi dan topografi curam.
Fenomena alam ini juga menjadi perhatian dari berbagai pihak. Baik dari Pemerintahan Desa setempat, Muspika dan Muspida juga BPBD Majalengka. Hal itu karena jalan dan jembatan penghubung Kampung Kubang selalu putus dibuatnya. Namun sejauh ini belum ada penelitian yang mendalam tentang fenomena ‘Taneuh Miley’ ini.
Tidak dipungkiri, fenomena itu juga menambah permasalahan untuk kawasan. Bagaimana tidak pal batas kawasan selalu bergeser jika ada tanah yang longsor. Sehingga seringkali ditemukan beberapa pal yang jatuh ke jurang, pal miring dan pal batas yang terkubur tanah.
Selain upaya penanaman pohon, upaya yang telah dilakukan dengan melaksanakan pengontrolan pal batas secara intensif ke wilayah ini. Di musim penghujan saat ini memungkinkan tanah longsor setiap saat. Pengawasan dan pengontrolan pal batas melalui patroli rutin yakni dengan cara mencocokkan koordinat pal batas di peta kawasan. Sehingga pal batas yang bergeser dengan mudah diketahui dan dikembalikan sesuai letaknya.
Sobat Ciremai, Fenomena alam ini menarik bukan? Ada yang tertarik untuk meneliti? Silahkan datang dan menyaksikan sendiri ke Blok Gunung Wangi dan Mekarwangi, Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah II Majalengka.
[Teks © Awan Suwandy-BTNGC & Foto © Aswad-BTNGC | 042019]