.
Sejak zaman dulu, Linggajati memang terkenal dengan trek yang ekstrim. Ada banyak tanjakan tanpa turunan di jalur sepanjang sembilan kilometer menuju puncak 3078 meter di atas permukaan laut (mdpl).
.
Tak heran sebagian pendaki lebih memilih jalur lain untuk mencapai puncak Ciremai. “Dengkul bertemu kepala”, nah itulah ungkapan yang pas untuk menggambarkan jalur Linggajati.
.
Tapi anehnya banyak juga pendaki yang merasa tertantang dengan jalur “edan” ini. Mungkin pendaki merasa lebih bangga naik jalur ini karena pamor Linggajati lebih kesohor daripada tiga jalur lainnya.
.
Nah, bagi sobat Ciremai yang sering hilir mudik nanjak gunung Ciremai, pasti tak asing dengan nama Bapa Tere?. Ya, Bapa Tere ialah satu di antara 10 pos singgah di jalur pendakian napak tilas Wali Songo ini.
.
Sobat akan melintasi Bapa Tere pada ketinggian 2100 mdpl selepas Tanjakan Sareuni menuju Batu Lingga. Jadi, Bapa Tere terletak di antara dua pos tersebut ya sobat.
.
Tanjakan Bapa Tere yakni tebing setinggi 10 meter dengan kemiringan mencapai 80 derajat!. Kondisi tubuh yang lelah, letih, dan nafas ngos-ngosan tentu termenung sejenak menatap dinding tanjakan ini.
.
Bila sobat ciut nyali, sebaiknya rehat dan kumpulkan tenaga dulu di dasar dindingnya. Selepas itu, gas pol untuk melahap sang tanjakan!.
.
Nggak usah galau sobat. Tenang saja!. Karena terdapat tali dan akar-akar kokoh yang siap menopang saat kita bergelantungan.
.
Sebenarnya tepat berdampingan dengan tebing itu terdapat jalan setapak yang jauh lebih landai. Wk wk wk, koplak!.
.
Jadi sobat bisa pilih jalur naik tebing untuk jepret swafoto dramatis atau yang lebih landai untuk ambil foto yang cukup keren.
.
#sobatCiremai, sebenarnya trek Linggajati tak seseram yang dibayangkan. Jalur ini masih nyaman dan aman untuk kita daki tentunya dengan persiapan yang baik ya.
.
“By the way” sobat ada yang tahu asal usul nama Bapa Tere?. Tuliskan jawabannya di kolom komentar.
.
So, ayo ke Taman Nasional Gunung Ciremai!.
.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 042019]
