Banyak sekali orang menghabiskan waktu sibuk maupun senggangnya untuk menikmati secangkir kopi. Tidak jarang dilakukan sambil bekerja, mengobrol, duduk santai dan juga aktivitas lainnya. Bahkan, ada juga yang sedang merasa pusing dengan banyak problem pun menenangkan diri lewat secangkir kopi.
Tapi bukan itu yang diceritakan dalam tulisan ini sobat. Kisah ini adalah kelola sosial ala Dadan, Polisi Kehutanan (polhut) Ahli Pertama Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Kopi sejak lama melekat sebagai alat komunikasi masyarakat penyangga TNGC. Ketika berkunjung atau bertamu dari rumah ke rumah sering kali menjumpai susunan kopi di atas meja. Nah kebiasaan itu, mengilhami Dadan sebagai strategi polhut dalam melakukan pendekatan terhadap masyarakat.
Tidak hanya datang kemudian minum kopi loh sobat!. Tapi, Dadan juga meracik biji kopi dari berbagai jenis yang ditanam oleh masyarakat. Kemudian racikan kopi radikal ini dibawa saat anjangsana ke desa-desa penyangga untuk dinikmati bersama tuan rumah. Hasilnya luar biasa, masyarakat terheran-heran. Mereka malah mengira racikan kopi tersebut impor dari luar Jawa.
Semakin lama usaha itu dilakukan, makin erat pula hubungan antara masyarakat dan polhut TNGC. Bahkan kemudian racikan tersebut mulai dikemas dan memunculkan produk dengan nilai jual yang lebih mahal.
#sobatCiremai, banyak potensi desa penyangga yang dapat dikembangkan, contohnya pada kisah ini. Apalagi manfaat kawasan konservasi, tentu tak ternilai lagi. So, mari kita jaga lingkungan dan hutan secara bijak dan cerdas.
[Teks & Foto © Dadan-BTNGC | 072019]