Macan Tutul Jawa merupakan raja rimba gunung Ciremai selepas Harimau Jawa dinyatakan punah di medio tahun 1980an.
Macan ini sangatlah penting di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Karena posisinya sebagai pemangsa puncak dalam ekosistem gunung Ciremai.
Hilangnya jenis ini tentu akan berpengaruh terhadap mangsanya. Kemudian satwa mangsa akan membludak jumlahnya. Dan pada akhirnya satwa mangsa itu juga akan mempertinggi konflik dengan manusia. Tapi berbeda kondisinya bila pemangsanya ada. Terus bagaimana bila pemangsanya mengalami kepunahan lokal?. Ya, tentu untuk pengelolaan spesiesnya kita perlu mentranslokasi pemangsa dengan jenis sama ke dalam kawasan yang dikelola tersebut.
Kita tahu bahwa jumlah macan tutul di gunung Ciremai sebanyak satu sampai empat ekor. Sedangkan hasil analisa 23 kamera trap yang di pasang TNGC tahun 2019 bahwa babi hutan, kijang, dan monyet ekor panjang cukup melimpah jumlahnya. Bahkan di beberapa lokasi babi hutan turun ke kebun masyarakat dan mengganggu pendaki.
#sobatCiremai, pemangsa dan satwa mangsa punya hubungan timbal balik agar ekosistem tetap seimbang. So mari tetap jaga kelestarian gunung Ciremai dengan segala isinya.
[Teks © Idin A-BTNGC & Foto © CI-BTNGC | 062019]