Berawal dari keluarnya macan tutul Jawa dari hutan di desa Cimalingping, Subang kemudian diselamatkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Barat dan tim ke Kebun Binatang Bandung. Sang macan lalu dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga untuk rehabilitasi.
.
Hari ini (9/7), macan tutul Jawa tersebut dilepasliarkan di salah satu sudut gunung Ciremai. Pelepasliaran dihadiri Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati – KLHK, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten (Pemda) Kuningan, Pemda Subang, Pemerintah Desa Padabeunghar dan Desa Pasawahan, Polri, Universitas Kuningan, LSM dan sukarelawan dari pemerhati lingkungan. Nampak kolaborasi antar para pihak terlihat nyata bahu membahu sepanjang proses kegiatan ini.
.
“Taman nasional Gunung Ciremai merupakan rumah yang cocok untuk Slamet Ramadhan”, ungkap Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian LHK.
.
Hal ini diamini pula oleh Kuswandono, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). “Populasi macan tutul Jawa di gunung Ciremai masih tiga sampai empat ekor. Jadi dibandingkan dengan daya dukung habitat bisa lebih dari jumlah itu. Selain itu, lokasi pelepasliaran juga aman karena jauh dari jalur pendakian”, katanya.
.
Sementara itu Ami Nurwati, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat mengungkapkan harapan, “Semoga Slamet bisa beradaptasi dan menambah populasi macan tutul Jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai”.
.
Selepas pelepasliaran ini, tim gabungan akan melaksanakan monitoring pasca “release” melalui kamera jebak maupun melalui frekuensi radio karena si Slamet sudah dipasang “GPS Collar”.
.
#sobatCiremai, itulah cerita Slamet Ramadan, macan tutul Jawa yang dilepas hari ini di TNGC. Ingin tahu kelanjutan kisahnya? Pantengin terus media sosial kami ya sobat!
.
[Teks © Tim Admin, foto © Oyo Palutungan| 072019]