Siang itu sedikit mendung saat ku pacu kuda besi di jalan berbatu blok Cipari yang searah dengan wisata alam Bukit Seribu Bintang, desa Padabeunghar, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat (25/11).
Satu-dua kelok aku lewati dan tiga-empat tanjakan ku daki bersama ‘belalang tempur’. Lagi asyik tancap gas, tiba-tiba pandanganku tercuri sesuatu berwarna jingga di kiri jalan. Warna itu sungguh mencolok di antara hijau daun pepohonan sekitarnya.
Kontak sepeda motor ku tepikan. Lalu aku mendekati pohon yang ada warna jingganya itu. Dari dekat, ku tahu ternyata itu pohon Jambu Mede atau Jambu Monyet (Anacardium occidentale).
Rupanya pohon Jambu Monyet ini sedang mengalami musim berbuah. Aku tengok beberapa buahnya masih ada yang hijau. Tapi kebanyakan sudang matang. Bahkan ada beberapa buahnya yang tergeletak begitu saja di rumput dan batu.
Tanpa pikir panjang, aku sikat Jambu Mede yang matang. Tapi tak semuanya diambil, aku sisakan untuk pakan satwa liar yang mungkin sering ke sini.
Lalu ku bawa buah jingga itu ke bawah tegakan Pinus dan ku santap di sana. Saat digigit dagingnya, air buah Jambu Monyet ini mengucur. Warna buahnya putih kekuningan. Rasanya keset tapi agak manis. Hmm, lumayan enak.
Tapi sayangnya, pohon Jambu Mede tadi hanya hidup seorang diri. Hal ini membuatku bertanya apakah ia ditanam ataukah tumbuh dengan sendirinya. Entahlah, yang jelas pohon hidup tak boleh dimatikan begitu saja. Maka biarlah ia hidup walau hanya sebatang kara.
Selain buahnya, Jambu Mede dikenal sebagai kacang Mede setelah bijinya dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan kacang multi guna penganan.
Secara Botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae). Melainkan lebih dekat kekerabatannya dengan Mangga (suku Anacardiaceae).?
Anehnya yang dikenal umum sebagai ‘buah’ yakni bagian lunak yang membengkak berwarna jingga. Padahal bagian buah yang berwarna jingga ini hanyalah dasar bunga (receptaculum) atau buah semu yang mengembang setelah terjadinya pembuahan.
Nah, buah yang sesungguhnya dari Jambu Mede yaitu bagian atas yang keras. Warnanya coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan.?
Pohon Jambu Mede bisa tumbuh sampai 12 meter. Tajuknya melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk ini bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar serta bergantung pada kondisi lingkungannya.
#sobatCiremai, Jambu Mede merupakan buah nostalgia bagiku. Dulu waktu kecil acap memetik buah ini di halaman rumah Abah dan Ambu. Bagaimana dengan sobat?.
So mari kenali, cintai, dan manfaatkan secara bijak tumbuhan sekitar kita.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 112019]