Kelola Administrasi Manajemen Kawasan, Genapkan Tri Kelola Gunung Ciremai


.
Sejak 2015 hingga saat ini, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) mengusung Tri Kelola dalam pengelolaan kawasan konservasi gunung Ciremai yakni Kelola Ekologi, Kelola Ekonomi, dan Kelola Sosial Budaya.
.
Ya, Tri Kelola tersebut menitikberatkan kedaulatan rakyat. Maksudnya, masyarakat setempat berperan sebagai subyek dalam pengelolaan TNGC.
.
Bukti yang paling kentara yaitu usaha jasa wisata alam, “camp fire care”, dan pertanian sehat melalui “Plant Growth-Promoting Rhizobacteria” (PGPR).
.
Nah, selama lima tahun penerapan Tri Kelola tersebut, nampak usaha jasa wisata alam paling cepat menuai hasilnya.
.
Hal ini senada paparan materi Inspektur Wilayah II Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Sumarto, salah satu narasumber acara Pembinaan Kelola Administrasi Manajemen Kawasan TNGC bersama para pihak.
.
“Ini lompatan luar biasa. Sebab alih profesi dari masyarakat penggarap hutan menjadi pengusaha jasa wisata alam gunung Ciremai berjalan sukses”, ungkap Sumarto di hotel Grage, Sangkanurip, Kuningan, Jawa Barat (17/12).
.
Menurut Inspektur Wilayah II itu, alih profesi di gunung Ciremai adalah prestasi. Karena umumnya di Indonesia, masyarakat sekitar hutan beralih profesi dari penggarap hutan menjadi pengolah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Baru kemudian menjadi pelaku usaha jasa wisata alam.
.
“Saya merasa bangga”, kata Pak Inspektur di hadapan para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) Kuningan dan Majalengka yang disambut tepuk tangan hadirin.
.
Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan, San Andre Jatmiko, moderator acara ini mengatakan adanya peningkatan “bench marking” terkait “succes story” ini.
.
“Banyak Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan non UPT Kementerian LHK yang belajar ke TNGC untuk mempelajari kedaulatan rakyat. Lalu mereka menerapkannya di wilayah kerja mereka”, simpulnya.
.
Iya, simpulan pernyataan ini diamini Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Didik Sujianto dan Kepala SPTN Wilayah II Majalengka, Jaja Suharja Senjaya yang turut hadir di acara siang itu.
.
Meski demikian, Balai TNGC bersama masyarakat para pemegang IUPJWA menyadari masih ada kekurangan. Satu hal yang cukup mendesak yakni penguatan kelembagaan masyarakat yang berbadan hukum usaha.
.
“Kami tak boleh puas atas pencapaian kedaulatan rakyat ini. Makanya kelompok masyarakat pada 64 lokasi wisata alam siap naik kelas secara kelembagaan”, ujar Dedi Tato, Ketua Forum Ciremai saat sesi diskusi acara itu.
.
#sobatCiremai perlu ketahui, Forum Ciremai ialah lembaga yang menaungi kelompok masyarakat para pemegang IUPJWA gunung Ciremai.?
.
Sementara itu Kepala Balai TNGC, Kuswandono dalam penutupan acara itu menyatakan dukungannya terhadap penguatan kelembagaan kelompok masyarakat dari IUPJWA perorangan menjadi berbadan hukum usaha koperasi.
.
“Pemegang IUPJWA perorangan yang mengatasnamakan kelompok masyarakat, kami dorong supaya secepatnya membentuk koperasi”, ajak Kuswandono, Ngarso Dalem Balai TNGC.
.
“Dengan bentuk koperasi, kita bisa naik kelas lagi dari IUPJWA menjadi Izin Usaha Pemanfaatan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) sehingga ruang lingkup usahanya bisa lebih luas di masa depan”, pungkas Ngarso Dalem.
.
So, mari kita dukung masyarakat kaki gunung Ciremai dalam pengelolaan wisata alam yang berpedoman pada perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lestari hutan konservasi.
.
[Teks & Foto © Tim Admin | 122019]

Ikuti Kami