Adakah #sobatCiremai yang tak pernah melihat kabut gunung secara langsung?.?
Kabut gunung acap diperbincangkan peggiat alam bebas sebagai fenomena alam yang lumrah terjadi.
Meski begitu, kedatangan kabut selalu dibarengi was was atau takut ada apa-apa. Sebab ada sebagian orang yang mengaitkan kehadiran kabut gunung dengan dunia mistis?.?
Ya, kabut ialah uap air yang berada dekat permukaan tanah yang berkondensasi. Hal ini biasanya terjadi karena hawa dingin yang membuat uap air mengembun dengan kadar kelembaban mendekati 100 persen.
Maksudnya, udara hangat menampung lebih banyak uap air dan mengubahnya kembali menjadi titik-titik cairan yang mengambang diudara, atau mengembun.
Kemudian pada waktu tertentu, suhu menurun dratis di gunung saat perpindahan dari siang ke sore hari, maka kabut akan terbentuk.
Awal terbentuknya kabut berupa titik-titik air yang sangat ringan di udara dan hanya membuat pandangan sedikit kabur. Bila lambat laun suhu semakin dingin, maka biasanya kabut akan makin tebal.
Nah, area kabut gunung tebal bisa membatasi jarak pandang meskipun sobat menggunakan senter atau lampu sekalipun.
Selain itu, kabut juga bisa mengganggu pernafasan lho. Itulah sebabnya saat datang kabut tebal, sobat sulit melihat jalan sekaligus merasa sesak secara tiba-tiba.
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan?.?
Yup, hanya ada satu cara yang membuat sobat tetap aman. Berhenti berjalan. Lalu merunduk atau tiarap.
Dalam situsasi begini, sobat jangan nekat berjalan ya. Kalau nekat berjalan, akibatnya sobat bisa tersesat!.?
Mengapa bisa tersesat?. Lantaran kabut tebal umumnya menyelimuti area yang cukup luas sehingga sobat akan terpisah dari rombongan jika bergerak sendirian.
So, ayo kenali dan waspada terhadap gejala alam sekitar kita.
[Teks © Tim Admin, Foto © koezky & Tim Admin-BTNGC | 122019]