.
Sebenarnya pohon Leles bukanlah target yang mesti aku temui kemarin (27/2) di satu titik kaki utara gunung Ciremai. Tepatnya di bumi perkemahan Leles, desa Padaherang, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat.
.
Namun karena badan Leles yang menjulang setinggi 40-an meter, maka ku relakan menyapa sepohon kayu itu.
.
Yup, selepas menyusuri rerumputan yang basah, Leles sudah bisa ku lihat. Padahal jarak langkahku dengan Leles masih belasan meter lho. Kenapa ya?. ? Mungkin selain alasan tinggi badan, kulit Leles pun tampak lebih cerah daripada pohon tetangganya sehingga amat mencolok mata.?
.
Sambil terus berjalan pada ‘track’ tanah yang basah itu, aku sempatkan melirik Leles. Ternyata ia punya banir.
.
Apa itu banir, sobat?. Ya, banir adalah akar yang menganjur ke luar menyerupai dinding penopang pohon.
.
Lalu terlintas begitu saja dalam pikirku, mungkin banir bisa digunakan untuk melindungi diri dalam keadaan darurat. Misalnya untuk bivak??
.
Saat keluar dari pikiran singkat itu, baru ku sadari rupanya aku sudah tertinggal dari rombonganku.
.
Kemudian ku percepat langkah mengejar rombongan dan berlalu begitu saja meninggalkan Leles seorang diri di habitatnya, dekat sumber air.
.
Oh ya, #sobatCiremai hapal nama ilmiah pohon Leles?. Lantas apakah kegunaan pohon Leles?. ? Tuliskan di kolom komentar ya.
.
So, mari kenali tumbuhan sekitar kita.
.
[Teks & Foto © Tim Admin-BTNGC | 022020]