Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinedae
Genus : Tor
Spesies : T. douronensis (Valenciennes, 1842)
Nama Sinonim : Labeobarbus douronensis
Ikan Dewa atau masyarakat Kuningan biasa menyebutnya Kancra bodas (Tor douronensis, sinonim Labeobarbus douronensis) adalah spesies ikan kerabat semah dari golongan Actinopterygii dari familia Cyprinidae dalam genus Tor.
Ikan ini termasuk ikan langka yang hanya dapat ditemukan di sungai atau kolam yang dikeramatkan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Karena kelangkaannya, orang sunda jaman dahulu menganggap ikan ini suci atau ikan yang dikeramatkan. Hukum adat setempat melarang orang untuk membunuh atau memakan ikan ini.
Ikan ini dapat ditemukan di kolam pemandian keramat di sekitar Gunung Ceremai, Jawa Barat; seperti kolam Cibulan, Cigugur, Pasawahan, dan Darmaloka di Kabupaten Kuningan. Karena kelangkaannya pula, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengajukan proposal kepada Convention on International Trade in Endangered Species agar memasukan ikan ini ke dalam daftar satwa dilindungi.
Morfologi dan Sebaran
Kottelat (1993) telah merevisi nama genus Labeobardus menjadi Tor yang memiliki ciri-ciri jari-jari sirip punggung yang licin, kepala tidak berkerucut dan antara garis rusuk dan sirip punggung terdapat tiga setengah baris sisik. Menurut Haryono (2006) di seluruh dunia terdapat 20 jenis kerabat ikan Labeobardus. Wilayah penyebaran mulai dari Trans Himalaya (Pakistan, Nepal, India dan Myanmar) dan di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Jenis Tor di perairan hulu Kalimantan Tengah yaitu tambara. Habitat Tor memilki habitat yang spesifik mulai sungai-sungai di pegunungan hingga sungai-sungai pada dataran tinggi dengan dasar berbatu, memiliki kandungan air yang cukup sejuk dan oksigen yang tinggi (Shrestha, 2005).
Kottelat et al (1993) menegaskan bahwa ikan genus labeobarbus pada umumnya merupakan jenis yang terancam punah karena kerusakan hutan dan penangkapan yang berlebihan. Pada jenis ikan Labeobarbus soro sudah termasuk pada ikan terancam punah oleh IUCN.
Penebangan hutan yang tidak terkendali sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan Tor ini karena habitatnya yang spesifik yang hanya hidup di daerah hulu sungai serta memiliki air yang cukup kuat, warna air jernih, memiliki kandungan oksigen yang tinggi serta suhu air sejuk dengan dasar perairan yang berbatu (Kiat, 2004, Nontji, 1992).
Mitos Ikan Dewa di Kuningan
Kancra Bodas sangat dikeramatkan oleh sebagian masyarakat terutama mereka yang tinggal disekitar lokasi Balong Cigugur, Balong Dalem, Cibulan, Sumur 7 Cikajayaan dan Balong Darmaloka. Masyarakat tidak ada yang berani mengganggu ikan dewa tersebut, apalagi sampai memakannya.
Ada banyak versi tentang asal-usul Ikan Dewa tersebut. Diantaranya ada sumber lisan menuturkan bahwa Ikan Dewa tersebut adalah para Prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk karena dianggap melanggar disiplin yang diberlakukan oleh Prabu Siliwangi. Dituturkan bahwa Prabu Siliwangi bertahta di Keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati. Keraton tersebut merupakan 5 bagian keraton yang terpisah namun merupakan sebuah kesatuan dengan Suradipati sebagai induknya. Keraton Sri Bima berkedudukan di Lingga Jati (sekarang Objek Wisata Pemandian) yang mana sebelumnya berkedudukan di Winduherang. Keraton Sri Punta Pertama berkedudukan di Balong Dalem Jalaksana (sekarang Objek wisata Balong Dalem), kemudian berpindah ke Cipari (Sekarang Museum Purbakala). Selanjutnya, Keraton Sri Narayana pertama kali berkedudukan di Cijoho (Sekarang Leles belakang LP) yang kemudian lokasinya berpindah ke Manis Kidul (sekarang Objek Wisata Cibulan). Sementara, Keraton Sri Madura berkedudukan di Cigugur (sekarang Objek wisata Pemandian Cigugur).
Tentunya di tiap keraton tersebut ada banyak prajutit. Entah kebetulan atau tidak sampai sekarang di 5 lokasi tersebut memang terdapat Ikan Dewa yang dipercaya sebagai prajurit yang dikutuk karena tidak disiplin dalam menjalankan titah raja.
Upaya Pelestarian
Keberadaan ikan dewa hampir seluruhnya berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Ikan Dewa yang berada di kolam-kolam itu menjadi daya tarik tersendiri sehingga dijadikan Obyek Daya Tarik Wisata Alam. Karena dikeramatkan oleh masyarakat maka kelestariannya sangat terjaga.
Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menasbihkan diri sebagai Kabupaten Konservasi. Dengan sigap Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pelestarian Satwa Burung dan Ikan. Salah satu tujuan Perda ini adalah untuk membentengi kelestarian Ikan Dewa.
Upaya Penelitian
Sampai dengan saat ini Balai TNGC belum melakukan penelitian terhadap Ikan Dewa sehingga populasi, morfologi dst belum diketahui secara pasti.
LIPI pernah dikabarkan telah melakukan penelitian terhadap Ikan Dewa. Namun belum ada kabar selanjutnya.
Ada yang tertarik melakukan penelitian Ikan Dewa??? Atau ada yang tahu banyak Ikan Dewa?? Berbagilah dengan kami.
Dari berbagai sumber