Tim monitoring Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang terdiri dari Iwan Sunandi, S.Hut., Ahmad Fuad, S.Hut., mahasiswa Fahutan Uniku dan Iyan Irawan yang merupakan volunteer raptor di Gunung Ciremai, pada hari Selasa tanggal 5 September 2017 telah melakukan monitoring terhadap sarang burung Elang Jawa di Blok Cilengkrang.
Ketika memasuki Blok Cilengkrang tim merasa ada sesuatu yang aneh dengan prilaku induk Elang Jawa yang terus mengelilingi sarang dengan penuh kecurigaan terhadap manusia yang datang, setelah dilakukan pengamatan beberapa saat terdengar sahutan suara yang mirip suara anak elang yang terus bersahutan dengan suara induknya.
Setelah mendengar suara tersebut tim memutuskan untuk melakukan pengamatan secara seksama dengan cara memanjat pohon Binuang (Octomeles sp) yang berjarak sekitar 50 meter dari sarang Elang Jawa tersebut.
Hasil pengamatan dijumpai 1 ekor anakan berbulu kapas halus dan berwarna putih yang diperkirakan baru berumur 2 minggu, aktifitas yang dilakukan anak elang adalah menyelisik di dalam sarang dan bersuara.
Sarang burung Elang Jawa tersebut terdapat di pohon Pinus (Pinus merkusii) dengan ketinggian sarang dari tanah sekitar 25 meter. Berdasarkan catatan Fungsional PEH sarang elang jawa di pohon pinus tersebut tercatat aktif pada tahun 2015, 2012 dan 2010, pada tahun-tahun tersebut telah ditetaskan dan berkembang masing-masing sebanyak 1 ekor, namun berdasarkan pengamatan PEH rata-rata telur yang dihasilkan sebanyak 2 butir dan yang menetas hanya 1 butir telur. Masih belum diketahui penyebab dari keberhasilan penetasan hanya 1 dari 2 butir telur.
Dengan kelahiran anakan ini, populasi Elang Jawa di TNGC tercatat pada bulan September 2017 sebanyak 23 individu terdiri dari 19 individu dewasa dan 4 individu anakan/ remaja.
Untuk memantau sarang Elang Jawa tersebut kami akan membuat rumah pohon yang sejajar dengan sarang Elang Jawa tersebut sebagai lokasi pengamatan prilaku Elang Jawa.