Kegiatan Hari Konservasi Nasional Alam (HKAN) Tahun 2018 dilaksanakan di Taman Wisata Alam Batu Putih, Tangkoko Bitung, Sulawesi Utara. Bersamaan dengan pemberian apresiasi desa binaan terbaik, Koperasi Agung Lestari berbagi pengalaman apa yang telah disumbangsihkan untuk hutan dan masyarakatnya. Panggung utama menjadi saksi perhelatan diskusi yang menarik pada rabu (29/8) pukul 19.30-21.30 WITA.
Mengusung tema “peran serta generasi muda dalam bidang konservasi sumber daya alam hayati”, kegiatan diikuti 400 orang yang berasal dari unit pelaksana teknis Direktorat Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Konsistennya di seluruh indonesia. Moderator Rully Prayoga Selain Koperasi Agung Lestari, pembicara lain yang hadir yaitu Hampar (Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya) Medina Kamil (presenter (Jejak Petualang) dan Dodi Johanjaya (produser Jejak petualang). Dalam kesempatan tersebut, Salikin selaku pengurus Koperasi Agung Lestari menceritakan awal mula peran serta dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai sejak tahun 2011 melalui wisata alam Curug Cipeuteuy. Hal yang menjadi pegangan kelompok adalah memahami dan mematuhi aturan, menjaga keutuhan dalam kebersamaan anggota kelompok, kordinasi dengan pemerintah, dan komitmen, bahwa hutan itu milik kita dan kita wajib menjaga dan melestarikannya.
Medina kamil selaku presenter Jejak Petualang yang sudah berpengalaman memasuki hutan di seluruh Indonesia mendecak kagum bahwa kawasan konservasi tidak selamanya hanya menjadi momok permasalah sosial. “Justru sosial dan budaya yang ada di sekitar kawasan konservasi menjadi kekuatan, bagaimana memeditasi antara aturan yang ada dengan teknis di lapangan” tambahnya. Hal yang sama juga dilontarkan pembicara jalannya acara Hampar (habitat masyarakat peduli alam raya), Telungagung Jawa Timur bahwa masalah itu ada karena memang tidak mau dihadapi melainkan dihindari.
#sobatCiremai, bukan perkara mudah untuk membuat paradigma masyarakat yang sudah sekian lama dan turun menurun bahwa pemanfaatan hutan hanya dengan mengambil apa yang ada di hutan. Perlu proses yang cukup panjang dan terus menerus. Balai TNGC hadir untuk menjabarkan secara ringkas, mudah dipahami dan sederhana kepada masyarakat sehingga lambat lain masyarakat menyadari Gunung Ciremai memberikan manfaat yang luar biasa. Tidak hanya dari sisi ekologi, namun juga ekonomi dan sosial.
[Teks © Gandi Mulyawan – BTNGC ; foto © Gandi Mulyawan – BTNGC & Simon Onggo – Biro Humas KLHK| 082018]