“Si Penyengat” dari Hutan Itu Daun Pulus

IMG_20180913_071915_983

Pulus (Laportea stimulans, syn. Dendrocnide stimulans syn. Urtica stimulans) adalah tumbuhan pohonan yang banyak ditemukan di daerah hutan hujan tropis dataran rendah di sebagian Indonesia. Sebarannya cukup luas termasuk di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Pulus (wood nettle, stinging nettle) termasuk dalam famili Urticaceae sehingga berkerabat dekat dengan tumbuhan Jelatang atau Jelutung (Girardina palmata). Di beberapa daerah, Pulus juga sering disebut Jelatang. Walaupun secara fisik sebetulnya tanaman ini berbeda karena Jelatang memiliki daun berbentuk menjari seperti daun pepaya, berbentuk perdu dan memiliki duri di sekujur tubuhnya sampai ke batang.

IMG_20180913_071915_981
Pulus ini memiliki daun berwarna hijau terang. Memiliki tulang dan urat daun yang tampak jelas. Pinggir daun mudanya berbentuk gerigi dengan jarak gerigi tidak terlalu rapat. Semakin tua, gerigi semakin menghilang. Bagian atas dan pinggir daun ditumbuhi bulu-bulu halus yang hanya nampak bila dilihat dari jarak sangat dekat.

IMG_20180913_071915_987
Bila bulu-bulu ini tersentuh bagian kulit kita yang halus dan sensitif seperti punggung tangan, lengan, paha atau betis dapat menimbulkan rasa gatal, perih dan panas yang cukup menyengat. Sengatan pulus pada kulit tubuh biasanya baru akan hilang setelah satu atau dua minggu bila tanpa penanganan. Racun yang terdapat dalam bulu sengat Pulus ini adalah formic acid dan beberapa jenis asam lainnya. Kandungan yang mirip juga ditemukan pada sengat lebah dan sengat semut sehingga asam formic ini juga disebut asam semut. Bulu halus penyengat bisa jadi merupakan cara Pulus untuk memproteksi bagian tubuhnya yang mengandung nutrisi tinggi yang tentunya bila tidak dilindungi akan menjadi sasaran empuk hewan pemangsa disekitarnya.

Memiliki tampilan yang “low-profile”, daun pulus memang tidak terlalu kentara di tengah rerimbunan pohon lain. Karena menyenangi daerah lembab dan ternaungi, Pulus seringkali ditemukan di pinggir-pinggir jalan setapak. Di kawasan TNGC, Pulus seringkali dijumpai di sekitar sumber mata air. Ketika melakukan kegiatan monitoring sumber daya air (pengukuran debit air) seringkali tanpa sengaja kulit kita menyentuh daun pulus, jadi berhati-hatilah.

[Teks & Foto © Ahmad Fuad – BTNGC | 092018]

Ikuti Kami