Kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) sudah berakhir ditandai sering turun hujan di wilayah Kuningan dan Majalengka pada beberapa minggu ini.
Namun, setelah bencana kebakaran hutan selesai ada ancaman lain menanti.
Umumnya lokasi kebakaran hutan pada area yang cenderung tidak bervegetasi, batu bertanah yang kering dan minim tegakan pohon. 80 persen wilayah ini berupa semak belukar, alang-alang dan serasah.
Hujan yang turun pasca kebakaran hutan menandai suksesi alami. Awalnya daerah yang terbakar seperti menghitam dan tandus namun setelah turun hujan sedikit demi sedikit berubah. Rumput hijau kembali tumbuh dengan indahnya bagaikan permadani alami di setiap hamparan lereng hutan.
Rumput yang tumbuh “hejo lempok” (hijau subur, red) akan mengundang banyak hewan “herbivora” untuk menikmatinya. Salah satu satwa yang gemar makan rumput ialah Kijang (Muntiacus muntjak). Mereka berkumpul pada spot tertentu untuk menyantap rumput tersebut.
Kijang yang berkeliaran di area cukup terbuka tadi mudah terlihat dari kejauhan.
Hal ini cukup mengkhawatirkan mereka karena setiap saat ancaman bisa datang dari pihak yang tidak bertanggungjawab.
Area eks kebakaran hutan di lereng utara gunung Ciremai terutama wilayah Pasawahan dan Mandirancan, Kuningan, Jawa Barat paling rawan perburuan satwa liar.
Kamis (1/11) Polisi Kehutanan (Polhut) Balai TNGC melakukan patroli di area bekas kebakaran untuk menutup ruang gerak “Hunters” (pemburu, red).
Polhut melakukan patroli keliling dengan kendaraan dan berjalan kaki sambil meningkatkan fungsi panca indera untuk mendeteksi gejala alam sekitar. Insting tajam sangat dibutuhkan dalam aktifitas ini. Bila ada suara dan visual yang mencurigakan mesti segera dipastikan.
Patroli Polhut juga ditunjang oleh peralatan yang memadai seperti “binoculars”, “smartphone” dan tentunya senjata api.
#sobatCiremai, aksi perburuan liar pasca kebakaran hutan patut kita waspadai dan cegah. Tentunya Polhut perlu dukungan penuh dari semua pihak terutama masyarakat setempat. Ingat, kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah!.
So, mari kita cegah perburuan satwa liar demi kelestarian gunung Ciremai.
[teks © Oman DP, foto Oman DP & Mendry-BTNGC | 112018]