Sobat sudah pernah tahu kan tentang “Plant Growth-Promoting Rhizobacteria” atau PGPR?. Ya, rhizobacteria yang telah dikembangkan sebagai upaya menekan penggunaan pestisida. Fungsinya sebagai pemacu pertumbuhan tambahan dan dapat meningkatkan daya tumbuhan dan daya kecambah.
.
Nah ini di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) telah ditemukan. Spesies tersebut yakni “Lysinibacillus fusiformis”. Bakteri ini telah beberapa kali uji coba pada tanaman kehutanan maupun pertanian.
.
Hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), ternyata spesies tersebut dapat menunda dan menghambat perkembangan penyakit bercak cokelat. Selain itu juga mengurangi resiko tanaman terserang virus dan penyakit lainnya termasuk busuk buah atau “antraknosa”.
.
Hasil ujicoba demplot pertanian sehat di Desa Bandorasa Kulon cukup menggembirakan. Cabe rawit hasil ujicoba mengalami pertambahan panjang akar dua kali lipat dibandingkan tanaman cabe rawit tanpa PGPR.
.
Begitu juga aplikasi PGPR pada tanaman pemulihan ekosistem di Blok Kupak Batu Kuda. Terutama untuk jenis tanaman Kibeusi Gunung “Dodonaea viscose”, Kiciat “Ficus septica”, Pansor “Ficus callosa”, Huru Muncang “Ostodes paniculata”, Huru Meuhmal “Liteseatomentosa”, Benda “Artocarpus elasticus’, Kedoya “Dysoxylum gaudichaudianum”, Kicankudu, Beringin, Caruy, Huru Dapung, Bencoy, dan Kicankudu.
.
Pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun cukup pesat selama umur lima bulan dibandingkan tanpa perlakuan.
.
#sobatCiremai, “Lysinibacillus fusiformis” merupakan sumbangsih penunjang budidaya gunung Ciremai. Mungkin masih banyak sumber plasma nutfah lain yang belum ditemukan. So, buat sobat yang suka eksplorasi, bisa melakukan penelitian di gunung Ciremai.
.
[Teks & foto © Idin Abidin | 062019]