Takur ungkut-ungkut atau “Coppersmith barbet” merupakan burung berukuran sedang antara 9 sampai 15 centimeter. Burung dengan nama latin “Megalaima haemacephala” ini bertubuh hijau, kepala berwarna merah, dan dadanya yang bergaris-garis. Walaupun tubuhnya kecil, tapi punya suara yang besar, nyaring dan menggema.
Ciri dari takur ini bervariasi. Karena memang memiliki sembilan sub spesies dengan penyebaran cukup luas. Mulai dari Pakistan barat sampai ke Tiongkok barat daya, Filipina, Sumatera, Jawa dan Bali.
Burung dewasa dari Sumatera, M.h. delica, berciri mahkota dan dada merah, pipi dan alis kuning, strip hitam yang melewati mahkota memisahkan muka yang merah-kuning dengan tengkuk yang hijau kebiruan. Sedangkan ras Jawa dan Bali, M.h. rosea, mahkota, alis, pipi, tenggorokan, dan dada atas merah padam. Punggung, sayap, dan ekor hijau kebiruan. Tubuh bagian bawah putih kotor, penuh dengan coretan hitam.
Spesies ini sangat menyukai buah-buahan, sebagai pakan favoritnya. Terutama adalah buah yang berasal dari pohon beringin. Umumnya akan makan ara bersama dengan jenis lainnya seperti Punai gading “Treron vernans”, Kutilang “Pycnonotus aurigaster”, dan Perling kumbang “Aplonis panayensis”.
Adapun jenis burung takur rata-rata mempunyai leher besar dan paruh yang cukup kokoh seperti halnya burung pelatuk. Bukan itu saja, kebiasaannya pun hampir mirip dengan burung pelatuk. Takur memang seringkali terlihat mematuki batang pohon yang sudah mati untuk membuat lubang yang akan digunakan sebagai tempat bersarangnya.
Burung ini menyukai habitat hutan, “agroforest” dan perkebunan hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di gunung Ciremai, sebarannya hampir merata dan mudah dijumpai. Baik di wilayah Majalengka maupun Kuningan. Keberadaan burung ini menurut para ahli mempunyai nilai penting bagi keberlangsungan ekosistem sebagai bioindikator serangga. Selain itu juga, membantu dalam penyebaran benih dan bertindak sebagai indikator ekologis habitat.
Kondisi ekosistem alami yang terus mengalami tekanan menyebabkan burung ini perlu dilakukan upaya konservasi. Berbagai kendala habitat seperti peralihan fungsi lahan yang tidak mempertimbangkan aspek ekologis akan menjadi ancaman terhadap satwa liar. Pemilihan lokasi bersarang penting untuk memberikan jaminan keamanan sehingga burung dapat bertahan hidup dari keterancaman.
Nah #sobat ciremai, ternyata Takur ungkut-ungkut pun punya ciri, makanan, dan tempat hidup yang khusus ya sobat. Apabila gangguan terhadap kebutuhan yang diperlukan burung ini hilang tentu akan mengancam pula bagi si Takur. So, ayo sobat mari jaga hutan kita agar tetap lestari.
[Teks & Foto © Iwan Sunandi-BTNGC | 082019]