Sejak gunung Ciremai menjadi taman nasional pada 2004 silam memang tak pernah teridentifikasi keberadaan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di gunung tertinggi di Jawa Barat ini.
Ketiadaan informasi ini didapat dalam identifikasi potensi keanekaragaman hayati dan informasi masyarakat setempat.
Hmm, namun bila menilik dari “toponimi” atau asal usul nama tempat, setidaknya ada dua nama yang berhubungan dengan satwa liar bercula satu tersebut.
Di gunung Ciremai terdapat nama Pangguyangan Badak di Palutungan, Kuningan pada 1800an meter di atas permukaan laut (mdpl) dan Pambadakan di Linggasana, Kuningan pada 1000an mdpl.
Ya, kedua nama tadi merupakan pos singgah jalur pendakian. Sobat Ciremai yang gemar mendaki tentu tak asing dengan nama itu kan?.
Menurut Hendi, mitra masyarakat pengelola jalur pendakian Linggasana menceritakan “toponimi” Pambadakan sepengetahuannya.
“Konon menurut cerita sesepuh, memang pernah ada Badak di sini. Tapi itu dulu saat sebelum kedatangan Belanda. Kalau sekarang, belum pernah dengar lagi tuh”, katanya sambil menerawang (3/1).
Sementara Aang, warga Palutungan yang telah banyak berkelana di hutan gunung Ciremai menceritakan Pangguyangan Badak sepengetahuannya.
“Badak kan suka berkubang. Mungkin saja tempat itu dahulu kala pernah menjadi tempat hidup Badak. Tapi seingat saya, tak pernah memergokinya”, cerita Aang (14/10).
Sedangkan dari dunia maya terdapat informasi penelitian pertama Badak Jawa dilakukan oleh para penyelidik alam Belanda pada 1787 ketika dua hewan itu ditembak di Jawa.
Tulang hewan buas itu dikirim kepada Petrus Camper. Tapi sayangnya, ia keburu meninggal pada 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah “spesies” tersendiri.
Kemudian Badak Jawa lainnya ditembak di Sumatera oleh Alfred Duvaucel. Ia lalu mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Prancis.
Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri tahun 1822.
Pada tahun yang sama identifikasi dilakukan Anselme Gaëtan Desmarest bahwa Badak Jawa ialah “Rhinoceros sondaicus”.
Meskipun satwa liar ini bernama Badak Jawa, tapi sebenarnya ia tersebar di seluruh nusantara.
#sobatCiremai, leluhur kita memang acap memberi nama sesuatu berdasarkan realita yang dilihatnya. Jadi Pambadakan dan atau Pangguyangan Badak disebut demikian karena memang pernah ada Badak di sana?.
Keberadaan Badak di gunung Ciremai masih menjadi misteri dan perlu pembuktian dari hasil penelitian ilmiah terkini. So, bagi mahasiswa dan profesional, ayo meneliti di gunung Ciremai.
[Teks © Tim Admin, Foto © London Zoo, Zimmerman, & Tim Admin-BTNGC | 112019]