ABSTRAK
TEGAR PATIDJAYA K. Pemetaan Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai. Dibimbing oleh LILIK BUDI PRASETYO dan SITI BADRIYAH RUSHAYATI.
Intensitas kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) terbilang tinggi. Kebakaran hutan di TNGC biasanya terjadi pada musim kemarau, yaitu pada bulan Mei — Oktober. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya mitigasi dan pembangunan sistem peringatan dini. Sistem Informasi Geografi dapat diaplikasikan untuk mendukung hal tersebut dengan membuat peta kerawanan kebakaran. Variabel kebakaran hutan dibagi menjadi faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam berupa tutupan lahan, kemiringan lereng, indeks vegetasi, indeks kelembaban, dan suhu permukaan. Faktor manusia terdiri dari jarak dan aksesiblitas dan pusat aktivitas masyarakat. Skoring dan pembobotan dilakukan pada dua faktor tersebut. Pembobotan dilakukan dengan lima kasus berbeda dan diuji. Nilai hasil pembobotan ditumpang susun dan kerawanan kebakaran hutan dikelompokan menjadi tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan ren‹iah. Formu!a yang lebih akurat merupakan fomula yang memberikan nilai bobot 0.7 pada faktor alam dan 0.3 pada faktor manusia. Evaluasi peta kerawanan berdasarkan formula tersebut menunjukkan kelas tingkat kerawanan kebakaran tinggi sebesar 37.42%, tingkat kerawanan sedang sebesar 54.83%» dan tingkat kerawan’un rendah sebesar 7.75%å. ilasil tersebu. menunjukkan bahwa faktor alam memiliki peranan lebih penting dari faktor manusia dalam hal terjadinya kebakaran hutan di TNGC.
Kata kunci: Keba.karan hutan, kerawanan, penginderaan jauh, sistem informasi geografi, Taman Nasional Gunung Ciremai
ABSTRACT
The intensity of forest fires in Ciremai Mountain National Park (CMNP) is high. Wildfires in TNGC usually occurs during the dry season, which is the month of May to October. Based on this, mitigation and the development of early waming systems were requied. In mitigation, the Geographic Information System can be applied to support this vulnerability by creating a map of fire. Variable forest fires are divided into nature factors and human factors. Nature factors such as land cover, slope, vegetation index, moisture index, and land surface temperature. Human factor consist of distance from community center and accessibilities. Scoring and weighting performed on thèse two factors. Weighting is done by five different cases and tested. Values from the results collated and vulnerability of forest fires are classified into three classes, namely high, medium and low. A fomula with weights
0.7 for nature factor and 0.3 for human factor more accurate. Evaluation of vulnerability maps based on a formula that shows high fire class vulnerability of 37.42%, a moderate impact amounting to 54.83% and the level of vulnerability was lower by 7.75%. The results show that natural factors have a more important role of the human factor in the occurrence of forest tires in CMNP.
Keywords: Ciremai Mountain National Park, forest fires, geographic information systems, remote sensing, vulnerability.
Unduh file pdf di sini
Riset Lainnya
- Pemodelan Spasial Kesesuaian Habitat Surili di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Pendugaan Parameter Demografi Dan Pola Penggunaan Ruang Surili (Presbytis comata) Di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Manfaat Ekonomi Sumber Daya Hutan Resort Argalingga dan Gunungwangi Taman Nasional Gunung Ciremai
- Perencanaan Media Interpretasi Di Kawasan Alam Situ Sanghiang Taman Nasional Gunung Ciremai
- Studi Karakteristik Vegetasi Pada Habitat Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis raffles, 1821) Di Cibeureum Taman Nasional Gunung Ciremai
- Studi Perilaku Makan Dan Analisis Vegetasi Pakan Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) Di Taman Nasional Gunung Ciremai
- Penataaan Ulang Wilayah Kerja Resort Menggunakan Spasial Multi-Criteria Analysis
- Komposisi Jenis dan Struktur Tegakan Hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat
- Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Leles Taman Nasional Gunung Ciremai
- Pengelolaan Terpadu Taman Nasional Gunung Ciremai Dalam Rangka Keberlanjutan Fungsi Lingkungan Hidup Sebagai Kawasan Konservasi Hutan Di Kabupaten Kuningan