Pada musim penghujan seperti sekarang banyak hewan bangun dari tidur panjangnya. Umumnya mereka kembali beraktivitas mengisi perut yang keroncongan saat kemarau. Salah satunya Bekicot.
Bekicot yang suka berjalan lemot biasanya diketemukan menempel di dedaunan muda. Nah karena kegemarannya itu, Bekicot dianggap hama oleh petani. Bahkan beberapa negara di Eropa melarang keberadaan siput ini. Parahnya, mereka juga mengkategorikan “molusca” ini sebagai salah satu spesies “invasif” terburuk di bumi!.?
Benarkah demikian, sobat?. Yuk kita cek.
Bekicot dalam bahasa Jawa atau “Achatina fulica” dalam bahasa Latin, Tenggek atau Keong Racun dalam bahasa Sunda ialah siput darat yang tergolong dalam suku “Achatinidae”.
Konon hewan merayap ini berasal dari Timur Afrika lalu menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia akibat ‘terbawa’ perdagangan, baik disengaja maupun tidak.
Oleh karena populasi hewan jinak ini sangat banyak dan mudah dipelihara, maka ada sebagian masyarakat yang menjadikan Bekicot sebagai kuliner pengganti protein.
Menurut kabar yang beredar, sebagian masyarakat Prancis sangat menyukai masakan dengan bahan baku Bekicot. Uniknya, mereka memesan Bekicot sebagai menu pembuka di sebuah restoran untuk menentukan apakah restoran tersebut memiliki menu masakan yang enak-enak atau tidak. Berarti bila menu Bekicot yang dihidangkan enak, maka menu lainnya pasti juga enak.?
Sebagian masyarakat Indonesia juga gemar mengkonsumsi Bekicot. Tentunya sebelum dimakan, Bekicot dimasak terlebih dahulu ya dengan cara dibakar atau dibuat sup. Nah menu sate Bekicot, tongseng Bekicot, sup Bekico, dan aneka menu Bekicot lainnya cukup popular bagi kalangan penikmat kuliner.?
Mungkin rasanya gurih dan kenyal-kenyal gitu ya?. Sobat pernah icip?.
Perlu #sobatCiremai ketahui, sebenarnya Bekicot berpotensi membawa parasit yang akan mengganggu kesehatan tubuh kita. Namun Bekicot yang berasal dari peternakan biasanya sudah terbebas dari parasit tersebut. Yang jelas, kita mesti memastikan terlebih dahulu menu Bekicot tersebut layak konsumsi atau tidak.
So, mari kita kenali, cintai, dan manfaatkan secara bijak fauna sekitar kita.
[Teks © Tim Admin, Foto © IG @amril_t @artguud @endahsetya14_ @smutizhotz @jktfooddestinarion @siti_rosiana19 -BTNGC | 012020] ko