Pada abad ke 17 seorang gadis jelita hidup di kaki gunung Ciremai. Dia berparas cantik karena rajin merawat tubuhnya dengan ramuan rahasia. Dia juga pandai memilih pakaian dan bersolek.
Rambutnya yang panjang dan hitam di gelung serta disisipi konde. Tubuhnya yang tinggi semampai selaras dengan kebaya dan samping yang dikenakannya. Maka tak heran bila dirinya menjadi pujaan para jejaka.
Namun di balik penampilan yang memukau itu, dia memiliki sikap yang tak seperti pada umumnya. Dia tak punya teman sebaya dan tak pernah bersosialisasi dengan masyarakat. Tempat tinggalnya pun menyendiri jauh dari pemukiman penduduk.
Anehnya, dia selalu menolak pinangan dari siapa saja termasuk para bangsawan sekalipun. Namun penduduk kerap memergokinya berkencan dengan pemuda yang gonta-ganti. Kekasihnya itu kerap raib entah ke mana.
“Cerita dari kakek saya yang juga mendapat cerita dari kakeknya lagi. Banyak pemuda di sini yang tak diketahui perginya setelah jatuh cinta dengan gadis misterius”, cerita sesepuh yang enggan disebut namanya.
“Mungkin saja gadis yang dimaksud ialah Nyi Pelet”, lanjutnya.
“Bertahun-tahun itu terus terjadi dan korbannya semua jejaka”, tambahnya.
“Karena kesal, penduduk mengontrog rumah Nyi Pelet di kaki wetan Ciremai. Tapi ia tak ada di rumah. Lalu dibakarlah rumah itu”, lanjut ceritanya.
“Keesokan harinya separuh penduduk tiba-tiba sakit keras. Mereka terkena penyakit yang aneh pada perutnya. Ramuan jamu yang biasanya manjur tak mempan mengobati penyakit ini. Tak lama separuh penduduk tewas. Dan ini terjadi hampir di setiap desa”, lanjutnya.
“Penduduk yang tersisa berbondong-bondong ke Cirebon untuk mengadu kepada Sultan karena takut penyakit itu”, tutupnya.
#sobatCiremai tunggu kelanjutan dongengnya minggu depan ya!.
[Teks & Image © Tim Admin, Image IG © @gbpid -BTNGC | 042020]