Seakan tak pernah habis dikupas. Aneka cerita selalu berhasil dituturkan kembali dari gunung Ciremai, gunung tertinggi di tanah Sunda.
Betul, kemarin saat berselancar di dunia maya tak sengaja menemukan foto-foto gunung Ciremai era kolonial. Mungkin hasil jepretan kamera era Kumpeni pada 1800 sampai 1900an.
Satu gambar hitam putih tersebut mengabadikan piknik dua noni Walanda bersama seorang bocah di tepian Situ Sangiang, desa Sangiang, Banjaran, Majalengka, Jawa Barat.
Mereka tampak asyik melahap panorama alam Situ Sangiang sambil duduk di selembar tikar. Keduanya tampak sedang berbincang. Hmm, apa kira-kira yang mereka obrolkan ya?.?
Foto ke dua memperlihatkan seorang noni yang ditandu empat lelaki Inlander. Kasihan ya. Tentu berat sekali memanggul tanda di jalan menanjak dan menurun itu.
Lalu terlihat seorang pria pengawal berjalan mengikutinya dari belakang. Sementara dua noni dengan gaun khas Eropa berdiri di depan. Nah pemandangan sekitarnya menyerupai wisata terasering Panyaweuyan?.?
Foto ke tiga tampaknya diambil di Balong Cigugur, Kuningan, Jawa Barat dengan latar gunung Ciremai yang mengerucut?.? Air danau itu memantulkan pemandangan di atasnya.
Tak ada objek orang dalam foto ini. Namun di sebuah bukit terlihat bangunan rumah permanen dengan genting dan tembok yang kokoh. Hmm, rumah siapa ya??
Foto terakhir berupa landscape gunung Ciremai lengkap dengan hamparan pesawahan dan pepohonan. Sepertinya sudut gambar yang diambil dari Mandirancan, Kuningan?.?
#sobatCiremai semoga terhibur ya saat menjalani ‘di rumah saja’. Laten we gezond leven!.?
[Teks © Tim Admin, Foto © Tropenmuseum-BTNGC | 042020]