Pada Bulan Agustus 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengundang 20 pelajar dari 10 sekolah yang berbatasan dengan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup KLHK untuk mengikuti pelatihan dalam rangkaian program Green Youth Movement (GYM).
GYM adalah program pendidikan dasar gerakan lingkungan hidup yang disediakan sebagai wadah bagi para generasi muda untuk bertukar pengetahuan dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup. Kegiatannya mengusung konsep simpul belajar dengan mengadaptasi sistem berjejaring, yakni bentuk yang memusatkan pendidikan pada satu lokasi terpilih yang kemudian diakses oleh beberapa lokasi daerah berbeda di 34 Provinsi. Ada 114 simpul belajar, termasuk diantaranya Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Pada kesempatan kali ini (14/11), semua peserta mendapatkan pembekalan dari pemateri yang luar biasa diantaranya Sekjen KSDAE, Dirjen Pengendalian dan Perubahan Iklim, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Duta Besar Indonesia untuk United National Enviroment Programme (UNEP) Soehardjono Sastromihardjo dan lainnya. Selanjutnya peserta akan dilantik secara hybrid, peserta terbaik langsung dilantik oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, Siti Nurbaya di Gedung Manggal Wana Bhakti. Peserta terbaik pertama dari simpul belajar TNGC adalah Adelya Samratul Fu’adah dari SMK Pertiwi Kuningan, peserta terbaik kedua adalah Evi dari SMK Pertiwi Cilimus dan peserta terbaik ketiga adalah Dhani Adhi M dari SMAN 1 Cilimus.
Bambang Hendroyono sebagai Sekjen KSDAE menyampaikan agar generasi muda mempunyai potensi yang sangat besar dalam berperan aktif untuk mendukung serta menjaga kelestarian alam, dengan begitu tujuan bersama dalam mencapai kelestarian alam akan terasa lebih ringan karena dilakukan bersama. Generasi muda agar mempelajari aturan atau perundangan yang berlaku dibidang kehutana, hal ini penting karena menjadi modal dasar dalam kerangka berfikir serta memahami keadaan kondisi pengelolaan sumberdaya alam, sosial, budaya serta kondisi yang mempengaruhinya.
Ada beberapa norma yang harus dilakukan oleh green ambassador yang sifatnya melekat yakni melakukan dialog interaktif, melakukan edukasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat, inisiatif lokal, membangangun system pengawasan, kemitraan mulkti pihak, menjaga nama baik green ambassador dan lainnya. Tentunya ini adalah tantangan dan motivasi bagi generasi muda agar tetap berfikir kreatif, inovatif, kreatif, solutif dan berkelanjutan.
Pembekalan dilakukan di kantor Balai TNGC, dihadiri 12 org peserta, 6 orang peserta tidak bisa hadir karena ada kegiatan di sekolah yang tidak bisa ditinggalkan. Setelah selesai melakukan pembekalan, Green heroes TNGC lanjut penanaman jenis tumbuhan lokal di lokasi eks kebakaran Blok Lambosir, yang kedepan akan menjadi lokasi penanaman green heroes dan setiap bulannya akan dikontrol, dipelihara dan disulam apabila bibit tidak tumbuh dengan baik. Jenis yang ditanam adalah huru, beringin dan salam.
Sobat Ciremai, kami berharap para green heroes seluruh Indonesia terutama TNGC dapat menularkan ilmu-ilmunya kepada keluarga dan teman-temannya, sehingga permasalahan lingkungan yang terjadi akibat hal-hal kecil yang berdampak besar akan terselesaikan. Cukup lakukan 4 hal ini, turut membantu meminimalisir pemanasan global loh. Apa aja ya..
Pertama, hemat listrik, apabila tidak digunakan lampu, kipas angin, AC matikan, terutama pada saat kondisi sudah terang benderang ya. Kedua, minimalisir penggunaan plastik, apabila berbelanja banyak siapkan tas belanja, atau kalau belanja sedikit masukkan ke dalam tas saja. Ketiga, pilah sampah organik dan non organik, sampah organik jangan disatukan dengan sampah non organik, dikumpulkan dan taruh di bawah pohon agar jadi pupuk dan pakan bagi makhluk hidup lainnya seperti kucing dan burung. Keempat, buanglah sampah pada tempatnya. Nah simpel kan Sobat, yuk lakukan hal kecil untuk alam dan lingkungan sekitar.
[Teks & foto ©Urusan Promosi Pemasaran Kehumasan-BTNGC]