Badan Kerjasama Internasional Jepang atau yang lebih sering dikenal sebagai JICA (Japan Internasional Cooperation Agency)adalah sebuah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang. Lembaga ini berada di bawah kekuasan Departemen Luar Negeri dan didirikan pada Agustus 1974. Lembaga ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama internasional antara Jepang dengan negara-negara lain.
Pada 1 Oktober 2003 lembaga ini dijadikan sebuah institusi administrasi yang mandiri.
Program
JICA menolong pengembangan pemerintah dengan memberikan bantuan teknis dan dana yang tidak mengikat. Tujuan JICA adalah membangun daya manusia di negara berkembang atau memperkuat organisasi-organisasi, membantu dalam kebijaksanaan pembangunan negara berkembang, dan melakukan penelitian untuk rencana dasar atau kemungkinan pelakusanaan operasi pembanganan.
Selain itu, lembaga itu terkenal karena mereka mengirim orang muda atau tua kepada negara berkembang sebagai “Korps pertolongan”.
Korps Pertolongan Darurat Internasional yang dikirim luar negeri ketika bencana alami terjadi pada luar negeri itu juga terkenal di dalam Jepang.
JICA di Taman Nasional Gunung Ciremai
Di tahun 2010 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kehutanan telah berhasil membuat kesepakan dengan JICA untuk melaksanakan program Restoration of Ecosystems in Conservation Areas (RECA) di beberapa kawasan Taman Nasional yang salah satunya berlokasi di TNGC. Kemudian JICA menggandeng PT. Yamaha Music Indonesia untuk bekerjasama dalam merestorasi kawasan TNGC. Kerjasama tersebut berdurasi selama 5 tahun. Pada setiap akhir tahun yaitu bulan Desember selalu diadakan acara Planting Ceremony dengan mengundang instansi terkait di Site JICA.
Kegiatan JICA tersebut menggunakan dana hibah dari pemerintah Jepang. Sedangkan PT. Yamaha Music Indonesia menggunakan dana sosialnya atau biasa disebut CSR (Corporate social responsibility).
Untuk pelaksanaan teknis di lapangan dalam rangka mewujudkan peran masyarakat, JICA membentuk Working Group dan Field Manager yang anggotanya berasal dari masyarakat sekitar site.
Untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan RECA tersebut selalu dilaksanakan monitoring dan evaluasi oleh Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung Kemenhut, Balai TNGC, Working Group dan Field Manager.
Lokasi pelaksanaan RECA :
Blok Lambosir, Desa Setianegara-Kuningan seluas 60 Ha (JICA 50 Ha, Yamaha 10 Ha)
Blok Seda, Desa Seda-Kuningan seluas 5 Ha
Blok Karangsari, Desa Karangsari-Kuningan 10 Ha
Jadi total luasnya 75 Ha
Sarana dan prasarana yang telah di hibahkan oleh JICA kepada Balai TNGC :
Pondok Jaga : 3 unit, masing-masing di Site Lambosir, Site Seda dan Site Karangsari. Merupakan bangunan semi permanen sebagian besar terbuat dari kayu
Peralatan Administrasi dan Dokumentasi : Laptop, PC, Printer, Kamera Digital, Handy Cam, GPS
Peralatan Mobilisasi : Motor Trail, Mobil Pick Up
Bibit pohon yang ditanam diantaranya flora asli gunung ciremai seperti Acmena (Acuminatissima (Blume) Merr.&L.M.Perr), Kiteja (Cinnamomum iners Reinw), Wuni (Antidesma bunius), Kacu (Machilus rimosa BL), Bayur (Pterospermum javanicum), Kiputih (Homalium tomentosum Benth), Huru (Litsea glutinosa C.D)
Sampai tahun 2013 bibit pohon yang ditanam tersebut memiliki pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan RECA adalah :
-Kondisi alam yang ekstrim; terutama persaingan tumbuh flora dikuasai oleh semak belukar
-Kebakaran hutan; lokasi site merupakan daerah yang sangat rawan terbakar di musim kemarau.
JICA dengan Program RECA-nya beserta PT. Yamaha Music Indonesia telah dan terus bekerja dengan giat dan tulus demi terciptanya kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai yang lestari sesuai dengan harapan masyarakat. Setelah program RECA dinilai berhasil, maka JICA akan meninggalkannya tanpa pamrih.
Dengan adanya kegiatan JICA-RECA tersebut diharapkan perusahaan-perusahaan lokal di Kuningan, Majalengka dan Cirebon-pun sudah tidak sabar lagi untuk melakukan hal yang sama.