Mengusir Sampah Anorganik di Jalur Pendakian Gunung Ciremai

170515sampah-kuningan

Selepas even pendakian hari lebaran tahun ini, kondisi jalur pendakian terdapat banyak sampah anorganik berserakan di hampir setiap pos. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran para pendaki dalam mematuhi kepedulian terhadap kelestarian hutan jalur pendakian.

Para pendaki umumnya berasal dari daerah kota-kota besar, sebagian dari mereka berpendidikan tinggi atau mengaku sebagai pecinta alam sejati yang  telah melanglangbuana hampir ke semua hutan dan gunung di Indonesia. Seharusnya dengan latar belakang seperti itu, mereka lebih memahami bahwa meninggalkan sampah anorganik di jalur pendakian adalah melanggar hukum. Karena tindakan tersebut sangat tidak estis untuk kelestarian alam.

Balai TNGC bekerjasama dengan Operator pendakian (MPGC dan PDAU) selalu menghimbau kepada para pendaki agar tidak meninggalkan sampah anorganik selama melakukan pendakian. Upaya ini direalisasikan dengan memberikan kantong plastik kepada setiap pendaki. Upaya tersebut diharapkan dapat meminimalisir tumpukan sampah anorganik di setiap pos pendakian. Sampai saat ini upaya tersebut rupanya belum memberikan hasil yang menggembirakan.

Sanksi pun diberlakukan kepada pendaki yang tidak membawa turun kembali sampahnya. Namun hal ini tidak begitu efektif sebegai efek jera.

Operator di lapangan selalu membersihkan jalur pendakian dari sampah anorganik setelah membludaknya pendakian. Meskipun beban kebersihan jalur pendakian ditanggung oleh Operator, namun tetap saja meninggalkan sampah di jalur pendakian adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan prinsip pecinta alam.

Perlu di ingatkan kembali bahwa sampah anorganik sangat sulit terutai secara alami dengan waktu yang butuhkan bisa lebih dari 100 tahun !!!!

Jadi mulai saat ini, kami mengajak kepada seluruh pendaki agar “bertobat” dari perbuatan buruk meninggalkan sampah anorganik selama pendakian !

Ikuti Kami