“Taneuh miley” adalah sebutan di beberapa lokasi Gunung Ciremai yang memiliki tekstur tanah yang mudah longsor. Penduduk setempat menamai jenis tanah ini dengan nama “Cadas Porang”. Warna tanahnya ada kuning namun sebagian besar berwarna hitam.
.
Tanah jenis ini berada di wilayah Gunung Wangi, Majalengka yaitu pada blok Kubang, blok Ciranca, blok Cigaruguy dan blok Gunung Wangi. Uniknya bila musim kemarau, tanah menjadi keras dan ketika musim hujan lembek atau “lendo”.
.
“Tanahnya seperti bergerak, makanya kalau musim hujan sering banget longsor” ucap beberapa warga Desa Gunung Wangi.
.
Sobat Ciremai, Gunung Ciremai yang merupakan gunung berapi aktif memiliki jenis tanah regosol, andosol dan latosol maka tak heran jika beberapa lokasi memiliki tekstur tanah yang sangat rentan longsor. Terutama pada lokasi dengan kemiringan lebih dari 20 derajat. Setiap hujan turun dengan intensitas tinggi, maka longsor kerap terjadi. Dalam dua tahun terakhir telah terjadi 4 kali longsor. Longsor paling besar terjadi tahun 2013 di blok Cigimpur pada dinding tepi sungai Cigimpur dengan luas 11 hektar. Di blok Cigaruguy longsor paling besar tahun 2015 dengan luas 110 hektar. Namun lokasi tempat ini cukup jauh dari permukiman sehingga masyarakat sekitarnya masih dalam keadaan aman.
.
Dampak lainnya bagi kawasan adalah posisi batas kawasan/ pal batas yang rusak atau mengalami pergeseran akibat “tanah miley”. Lantas hal ini membuat Polisi Kehutanan (Polhut) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) perlu melakukan patroli rutin dan intensif untuk memastikan posisi pal batas.
.
[teks©Yaya; foto©Isis – BTNGC | 072018]
.
#klhk
#ayoketamannasional
#gunungciremai
#tanahlongsor
#polisikehutananindonesia