“Kekuatan Alam dan budaya bersinergi menjadi satu, menjadi bagian terindah ciptaan Sang Pemilik dunia dan isinya. Manusia diciptakan bukan menjadi pengrusak namun menjadi bagian yang menjaga apa yang diciptakanNya, khalifah di dunia. Namun tak jarang manusia tamak, sombong, dan angkuh ingin menguasai alam ini demi kepentingan pribadi”. . Itulah sepenggal makna yang tersirat dari alunan Kecapi Ciremai yang ditampilkan pada acara pembukaan Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam (FTN & TWA) 2018 pada Jum’at malam 6 Juli 2018 pukul 19.00 WIB. Diselingi tampilan keindahan dan anugrah luar biasa alam dan isi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), gunung tertinggi Jawa Barat.
. Kecapi Ciremai Paku Jajar untuk pertama kalinya tampil pada helatan FTN & TWA begitu memukau. Formasi kecapi ciremai paku jajar dimainkan oleh 20 orang. Membentuk harmoni nada orkestra, dengan petikan Pajajaran dan Talaga manggung. .
Kecapi Paku Jajar Ciremai sendiri merupakan sebuah inovasi dan pengembangan budaya kecapi. Memperkenalkan alat musik tradisional Jawa Barat yang mulai luntur. Seperti angklung, alat musik kecapi akan diperkenalkan kepada semua orang sehingga orang awam pun dapat memainkannya. . Paku Jajar sendiri berasal dari singkatan “dipangku berjajar’ . Salah satu misi TNGC yang tak hanya bertanggung jawab terhadap hutan san isinya namun juga bertanggung jawab melestarikan budaya daerah. Sehingga manusia dan alamnya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. . Kekuatan alam Gunung Ciremai yang tergambarkan pada film Pendek “Aku Ciremai” menjadi perjalanan manusia memahami apa yang ada disekelilingnya. Seberapa besar empati kita terhadap alam, hutan dan lingkungan. Hanya sebagian kecil manusia yang mengerti bagaimana memperlakukan alamnya. Bahkan manusia yang berpendidikan tinggi pun kadang belum memahami bagaimana flora fauna yang ada di hutan tumbuh. Hanya dalam waktu 1 menit, puluhan pohon besar dengan diameter puluhan yang tumbuh belasan tahun dapat tumbang. Secepat itu pohon yang ada di hutan kita habis.
. Sobat Ciremai, jangan sampai alam dan budaya kita habis baru kita menangis. Saatnya kita semua sadar bahwa alam dan isinya harus kita manfaatkan secara bijak dan cerdas. Untuk itulah manusia diciptakan dengan akal pikiran yang sehat. So, masih mau merusak alam, hutan dan lingkunganmu?minimal buanglah sampah pada tempatnya ya.
. Ayo lestarikan hutan.. Ayo lestarikan budaya.. Demi masa depan kita bersama.
. [teks © Agus Yudantara & Nisa – BTNGC | 072018] .
#klhk #ayoketamannasional #gunungciremai #festivaltntwa2018 #pesonajogja #kecapiciremai