“Sudah saatnya kita menatap ke depan, bolehlah sesekali melihat ke belakang agar menjadi isyarat tidak mengulangi kembali kesalahan yang sama”, cuplikan kata yang disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Kuswandono dalam membuka pertemuan persiapan Festival Gunung Ciremai.
Pertemuan yang dilaksanakan Selasa siang kemarin (4/8) dihadiri 45 orang antara lain dari SKPD terkait Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Universitas Kuningan, Perum Perhutani KPH Kuningan, PDAU Kuningan, budayawan Kuningan, Kuningan Kreatif, Kiad Media Kreatif, COS Event, beberapa kelompok Mitra Pengelola Wisata Alam Gunung Ciremai (MPGC) Forum Ciremai, komunitas sepeda gunung, komunitas pecinta alam, pelaku usaha swasta, pegiat dan pemerhati wisata alam.
Gunung Ciremai memiliki ikatan yang kuat dari segi ekologi ekosistem, ekonomi dan sosial budaya. Ikatan ekologi ekosistem terjalin dimana Gunung Ciremai merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang berada di dalam maupun di sekitarnya (Ciayumajakuning) serta sebagai tempat penyimpanan air. Ikatan ekonomi terbentuk dari pemanfaatan potensi jasa lingkungan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dan pemicu pertumbuhan ekonomi rakyat. Selain itu, keberadaan ekosistem Gunung Ciremai tidak lepas dari kekayaan sosial budaya luhur yang tumbuh dan berkembang pada ekosistem tersebut. Apabila dikemas dan dipromosikan dengan tepat akan menjadi sinergitas manfaat yang dahsyat dan saling menguntungkan, sehingga tercetuskan ide diadakannya “Festival Gunung Ciremai”.
Gunung Ciremai telah menjadi daya tarik bagi pengunjung yang berada di luar kota, khususnya bagi para pendaki atau pecinta alam. Gunung tertinggi di pulau Jawa bagian Barat ini mengisahkan perjuangan para Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam, kejayaan kerajaan Kuningan, hingga pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.
Peserta yang hadir sepakat dan mendukung Festival Gunung Ciremai sebagai ajang berbagi informasi tentang apa yang dimiliki Gunung Ciremai dan kawasan di sekitarnya.
Pertemuan kali ini sangat spesial karena dihadiri budayawan nasional asal Kuningan, kang Yusup Oeblet dan kang Asep Dheni. Kang Yusup mengungkapkan kegembiraan dan antusiasme yang luar biasa dengan rencana penyelenggaraan Festival Gunung Ciremai. Harapannya agar momen festival Gunung Ciremai dapat meperkenalkan lebih jauh akan potensi wisata ciremai dan sekitarnya. Bukan hanya skala nasional, namun international.
“Selama ini saya menggarap pagelaran nasional dan internasional selalu sukses, saya yakin dengan semangat seluruh stokeholder acara festival Gunung Ciremai harus jadi dan saya akan berkerja keras bersama untuk mewujudkan acara ini bertaraf internasional” lanjutnya. Hal senada juga di sampaikan kang Asep Dheni, seniman patung dan lukis nasional.
“Selama ini saya selalu diundang dan mengisi acara di luar daerah Kuningan, saat ini merasa terharu, senang dan berterima kasih atas inisiatif Balai TNGC untuk mengintimidasi penyelenggarakan Festival Gunung Ciremai, sebagai ajang silaturahmi para budayawan kuningan” ucapnya sambil tersenyum.
Anak muda Kuningan yang tergabung dalam Kuningan Kreatif juga menyampaikan festival ini sebagai ajang pemuda pemudi dapat menyalurkan aspirasi dan bakatnya. “Ada banyak bakat luar biasa anak muda Kuningan yang tersimpan karena tidak ada sarana penyaluran yang tersedia” ucap Nino, ketua Kuningan Kreatif.
Pemerintah Daerah Kuningan pun menyambut baik. Perlu ada sinergitas. “Melalui festival ini, semua pihak berkontribusi dan bersatu demi kemajuan bersama khususnya Kabupaten Kuningan” ucap Wawan, Kabid Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Bappeda Kab Kuningan.
Universitas Kuningan (UNIKU) pun tidak mau kalah ambil bagian. “Kami siap mengambil bagian dalam bidang penelitian. Mahasiswa akan kami terjunkan untuk mendukung sepenuhnya” tegas Toto, Dekan Fakultas Kehutanan UNIKU.
Kelompok masyarakat pengelola wisata alam dan pemanfaatan air yang tergabung dalam Forum Ciremai menyampaikan bahwa kekuatan sosial penyangga Gunung Ciremai saat ini sangat kuat. Terlepas dari ada beberapa pihak yang masih menginginkan seperti dulu kala. “Yang penting adanya kemauan dan niat, berawal dari hanya ikut-ikutan saja. Saya dan teman-teman saat ini telah menjadi pemeran utama dalam sosial dan budaya” tegas Dedi, Sekretaris Forum Ciremai.
Melihat begitu banyak gelora dan semangat yang disampaikan pada pertemuan tersebut, tentu menjadi kepuasan tersendiri bagi Kuswandono bahwa “Energy of Kuningan” telah bangkit. Tidak mau kalah dengan euforia Asian Games yang telah ditutup beberapa hari lalu. “Kini saatnya kita melangkah dan mempersiapkan segalanya sebaik mungkin” kata Kuswandono untuk mengakhiri pertemuan persiaoan Festival Gunung Ciremai 2018. Apabila tidak ada halangan, kegiatan ini akan dilaksanakan pada Bulan Desember 2018.
Sobat Ciremai penasaran bagaimana pegelarannya? Ayo tunggu dan ikuti berita selanjutnya ya! Tentu kalian tak ingin cuma menonton kan? Namun lebih jauh ingin berpartisipasi aktif, untuk Ciayumajakuning kita.
[teks © Nisa & Agus Yudantara, foto © Ruddy & Kz – BTNGC | 092018]